Rabu, 23 Juli 2025
Beranda / Pemerintahan / KADIN Aceh Minta Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras dan Lindungi Usaha Kecil

KADIN Aceh Minta Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras dan Lindungi Usaha Kecil

Selasa, 22 Juli 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Logo Kadin Aceh. [Foto: wikipedia]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh menyatakan keprihatinan mendalam atas kondisi kelangkaan beras yang terjadi di seluruh daerah di Aceh dalam dua pekan terakhir. Kondisi ini menyebabkan lonjakan harga yang signifikan di pasar, memberatkan masyarakat kecil, dan menekan pelaku usaha mikro yang bergantung pada stabilitas bahan pokok.

Berdasarkan pantauan di lapangan, harga beras premium di sejumlah wilayah seperti Barat Selatan Aceh, Banda Aceh, Lhokseumawe, wilayah timur hingga ke kawasan tengah dan tenggara Aceh menembus angka di atas Rp 15.000/kg.

Beberapa faktor yang disebut menjadi penyebab kelangkaan dan kenaikan harga, yaitu belum masuk musim panen padi dan kenaikan harga gabah di tingkat petani yang mencapai Rp8000/kg untuk gabah kering panen dan Rp9000/kg gabah kering simpan.

Menanggapi hal tersebut, KADIN Aceh menilai perlu langkah progresif pemerintah sebagai regulator dan pemilik instrumen buffer stock pangan nasional. Pemerintah perlu mengoptimalkan mekanisme Cadangan Beras Pemerintah (CBP) melalui Badan Pangan Nasional dan Bulog, serta memastikan distribusi beras intervensi menjangkau wilayah-wilayah rawan secara cepat, merata, dan efektif.

“Operasi pasar memang telah dilakukan, namun belum cukup menjawab kebutuhan masyarakat luas. Banyak pedagang kecil, warung nasi, dan usaha kuliner yang kini kesulitan mempertahankan usahanya karena harga bahan pokok yang terus melambung,” demikian terang Teuku Jailani, Direktur Eksekutif KADIN Aceh.

Lebih lanjut, KADIN juga mendorong agar pemerintah memperkuat kerjasama dengan pelaku usaha lokal dalam menyalurkan stok cadangan beras, mempercepat program pompanisasi, serta mendorong reformasi tata kelola pangan dari hulu ke hilir.

“Logistik distribusi beras di Aceh masih menghadapi banyak tantangan, terutama ke daerah-daerah terpencil. Pemerintah perlu melibatkan lebih banyak koperasi dan pelaku UMKM lokal agar sistem pangan kita menjadi lebih tahan terhadap gejolak seperti sekarang,” ujar dr Darmawan Wakil Ketua Asosiasi Perpadi Aceh, yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Aceh.

Di saat bersamaan, KADIN juga mengingatkan pentingnya program jangka panjang seperti diversifikasi pangan lokal, perlindungan petani, produktivitas serta edukasi masyarakat dalam pola konsumsi agar tidak terlalu bergantung pada beras sebagai satu-satunya sumber pangan pokok.

"Kami sangat prihatin dengan lonjakan harga beras yang terus membebani, terutama kami kalangan pelaku UMKM dan pedagang kecil", ungkap Cut Fitri Marfiza, Ketua Komite UMKM Kadin Aceh, yang sehari-hari bersama komunitasnya menjalani usaha kecilnya di Banda Aceh.[*]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI