Minggu, 08 Juni 2025
Beranda / Pemerintahan / Karhutla dan Banjir Terjadi Serentak, BNPB: Waspadai Cuaca Ekstrem

Karhutla dan Banjir Terjadi Serentak, BNPB: Waspadai Cuaca Ekstrem

Jum`at, 06 Juni 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis perkembangan penanganan banjir, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta tanah longsor di berbagai daerah per 6 Juni 2025. [Foto: dok. BNPB]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sejumlah bencana hidrometeorologi basah dan kering masih mewarnai wilayah Indonesia hingga Kamis malam (5/6). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis perkembangan penanganan banjir, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta tanah longsor di berbagai daerah.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., mengatakan banjir di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sudah surut sejak Kamis (5/6/2025). Namun, banjir yang sebelumnya merendam Desa Ciganteng dan Kedungwulu, Kecamatan Padaherang, mengakibatkan kerusakan pada sejumlah infrastruktur vital.

“Sebanyak 210 kepala keluarga atau 698 jiwa terdampak, dengan kerusakan meliputi 210 rumah, dua jembatan, dan dua fasilitas ibadah,” kata Abdul dalam keterangannya, Jumat (6/6/2025). Ia menambahkan bahwa salah satu jembatan penghubung antar dusun masih tidak dapat dilalui, sehingga menyulitkan mobilitas warga.

Banjir dipicu oleh hujan deras pada Rabu (4/6/2025) yang menyebabkan debit Sungai Ciganjeng meningkat. “Faktor utama penyebab banjir adalah tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah, sehingga air meluap ke permukiman,” ungkapnya.

Selain banjir, karhutla juga dilaporkan terjadi di beberapa wilayah. Di Kabupaten Mandailing, Sumatera Utara, titik api muncul di Desa Pasar III, Kecamatan Natal, dan membakar lahan seluas tiga hektar. 

“Petugas berhasil memadamkan api pada Kamis (5/6), setelah kebakaran dilaporkan sehari sebelumnya,” ujar Abdul.

Di Aceh, karhutla masih berlangsung di Gampong Kaye Unoe, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya. Sekitar 15 hektar lahan terdampak, namun pemadaman sudah mencapai 40 persen. 

“Upaya pemadaman terus dilakukan oleh tim gabungan,” jelas Abdul.

Bencana hidrometeorologi lainnya terjadi di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Sebanyak 11 desa di tiga kecamatan terdampak banjir usai hujan lebat dan angin kencang melanda pada Selasa (3/6/2025) malam. Abdul menyebutkan, sebanyak 487 rumah terendam, dengan jumlah warga terdampak mencapai 2.243 jiwa.

Tak hanya banjir, tanah longsor juga melanda tiga desa di wilayah yang sama. Hingga Kamis (5/6), proses penanganan masih berlangsung. 

“Sebanyak 10 kepala keluarga atau 33 jiwa terdampak, dan tidak ada laporan korban jiwa,” ujarnya.

Menanggapi meningkatnya intensitas bencana, BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan. 

“Peringatan dini menunjukkan potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih bisa terjadi di sejumlah wilayah, seperti Jakarta, Lampung, Bangka-Belitung, Jambi, Gorontalo, hingga Nusa Tenggara Timur,” kata Abdul.

Sementara itu, risiko karhutla juga masih tinggi di beberapa wilayah. Abdul mengungkapkan bahwa lapisan atas permukaan tanah di sejumlah daerah, seperti Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Jawa Timur, berada dalam kategori mudah hingga sangat mudah terbakar.

“Kami mengimbau semua unsur pentaheliks untuk melakukan langkah pencegahan sejak dini. Pencegahan adalah cara paling efektif untuk mengendalikan karhutla sebelum api menyebar luas,” pungkas Abdul. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI