DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan dalam percepatan penanganan darurat bencana hidrometeorologi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB, Abdul Muhari, pada Jumat (12/12/2025) dalam konferensi pers di Posko Darurat Bencana Aceh.
Abdul Muhari menjelaskan bahwa ada empat jembatan utama di Aceh yang menjadi prioritas percepatan, sesuai arahan langsung Presiden pada kunjungan kerja pekan lalu.
Ia menjelaskan bahwa Jembatan Teupin Reudep di Awee Geutah yang menghubungkan Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara, progres melonjak dari 77% menjadi 89%, menyisakan 10% pekerjaan finishing. Untuk Jembatan Teupin Mane (Bireuen - Aceh Tengah/Takengon), progres meningkat dari 85% menjadi 88%, berdasarkan laporan Kodam Iskandar Muda.
Sedangkan Jembatan Kutablang (Jalan Utama Bireuen - Lhokseumawe), dari 17,5%, kini sudah 28%, menunjukkan akselerasi signifikan dan jembatan Cerata yang meghubungkan Aceh Tengah dan Nagan Raya yang saat ini masih pada tahap awal perbaikan.
“Keempat jembatan ini adalah nadi penghubung masyarakat, logistik, dan pelayanan publik. Karena itu progresnya menjadi atensi utama Presiden,” tegas Abdul Muhari.
Dalam masa tanggap darurat tahap kedua, BNPB menargetkan transisi besar, dari pengungsian terpencar menjadi pengungsian terpadu berbasis kecamatan.
“Pengungsi nantinya akan terfokus di pos terpadu lengkap dengan dapur umum, layanan kesehatan, dukungan psikososial, hingga ruang belajar sementara, sebelum dipindahkan ke hunian sementara dan akhirnya hunian tetap,” jelasnya.
Hingga hari ini, dua kabupaten telah mengusulkan lokasi hunian sementara ke BNPB, dan proses verifikasi terus berjalan. Aceh Tamiang merupakan wilayah dengan kerusakan dan dampak paling luas: 12 kecamatan terdampak langsung.
BNPB telah mengirimkan 30 tenda peleton dan 984 tenda keluarga. Dari jumlah itu ada 8 tenda peleton telah tergelar di 8 kecamatan Rantau, Kejuruan Muda, Karang Baru, Kuala Simpang, Sekerak, Tamiang Hulu, Tenggulun, Bandar Pusaka. 664 tenda keluarga telah tergelar di 12 kecamatan.
“Kami ingin meluruskan pemberitaan yang beredar. Distribusi tenda sudah berlangsung sejak hari kedua pembukaan akses, 6 Desember. Tim bekerja 24 jam,” tegasnya.
Dalam 1-2 minggu ke depan, tenda-tenda tersebut akan dilengkapi dapur umum stasioner dan mobile, toilet portable, dan sarana MCK.
Untuk memastikan pekerjaan satgas darat tidak terganggu hujan deras, BNPB terus mengerahkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Kita harus memastikan distribusi logistik udara dan darat, pencarian korban, hingga perbaikan infrastruktur berjalan optimal,”tutup Abdul Muhari. [nh]