DIALEKSIS.COM | Aceh - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Mualem dan Fadhulullah, mulai menunjukkan gebrakan politik pasca pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada 27 November 2024.
Menurut Dr. Nasrul Zaman, Direktur Eksekutif E-Trust dan Pengamat Kebijakan Publik, roadshow politik yang dilakukan pasangan Mualem-Dekfad belakangan ini patut diapresiasi.
"Mereka melakukan silaturahmi intensif dengan berbagai kekuatan sosial-politik, mulai dari tokoh partai nasional seperti Jimli Assidiqy, para menteri Kabinet Indonesia Maju, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), hingga bertemu langsung dengan Presiden Prabowo Subianto," ujar Nasrul kepada Dialeksis.com melalui keterangan tertulisnya, Rabu (11/12/2024).
Menurutnya, pendekatan tersebut sangat strategis dan brilian, memanfaatkan latar belakang Mualem sebagai mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
"Ini upaya cerdas untuk menghilangkan sisa-sisa kecurigaan antara Aceh dan Pemerintah Pusat, sekaligus menegaskan komitmen keindonesiaan," tambah Nasrul.
Nasrul mengapresiasi semangat pasangan Mualem-Dekfad dalam memperkuat kesepakatan damai MoU Helsinki. "Mereka membuktikan bahwa membangun Aceh berarti membangun Indonesia," tegasnya.
Pengamat kebijakan publik ini berharap koordinasi dan kolaborasi antara Aceh dan Jakarta dapat diwujudkan dalam aksi nyata pasca pelantikan.
"Kita tidak ingin ini sekadar retorika. Pertemuan-pertemuan ini harus menghasilkan program konkret untuk kemajuan Aceh," tegas Nasrul.
Lebih lanjut, dia mendorong tokoh-tokoh Aceh di seluruh Indonesia untuk menyatukan diri dan mendukung kepemimpinan Mualem-Dekfad.
"Saatnya membuang ego dan meraih tangan bersama membangun Aceh," pungkasnya dengan penuh optimisme.
Sebelumnya
