Selasa, 04 November 2025
Beranda / Pemerintahan / RSJ Aceh Raih Predikat Paripurna, dr. Hanif: Bukti Komitmen Kami untuk Kesehatan Jiwa

RSJ Aceh Raih Predikat Paripurna, dr. Hanif: Bukti Komitmen Kami untuk Kesehatan Jiwa

Senin, 03 November 2025 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Direktur RSJ Aceh, dr. Hanif. Foto: doc pribadi/Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menetapkan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh sebagai satu-satunya rumah sakit di Aceh yang meraih predikat paripurna dalam pelayanan jiwa.

Penilaian nasional ini dilakukan secara daring terhadap 84 rumah sakit di Aceh, baik milik pemerintah maupun swasta, pada 24 Oktober 2025. Hasilnya diumumkan Kemenkes RI pada akhir Oktober dan disampaikan oleh Kepala Seksi Pelayanan Rujukan Dinas Kesehatan Aceh, dr. Rais Husni Mubarak, kepada Direktur RSJ Aceh, dr. Hanif, pada Jumat malam (31/10/2025).

Kemenkes melakukan asesmen menyeluruh terhadap 24 kelompok layanan rumah sakit di seluruh Indonesia. Di Aceh, hanya RSJ Aceh yang dinyatakan memenuhi seluruh standar layanan paripurna untuk kategori pelayanan jiwa.

Aspek yang dinilai mencakup berbagai bidang medis seperti jantung, saraf, kesehatan ibu dan anak, respiratori, dan lainnya termasuk layanan kejiwaan, yang menjadi fokus utama RSJ Aceh.

Saat dikonfirmasi Dialeksis di Banda Aceh, Senin (3/11/2025), dr. Hanif membenarkan kabar menggembirakan tersebut.

“Ya, saya menerima langsung informasi dari dr. Rais Husni Mubarak. Ini kabar baik bukan hanya bagi RSJ Aceh, tapi juga bagi masyarakat Aceh secara keseluruhan,” ujarnya.

dr. Hanif menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh tim medis, perawat, dan pegawai RSJ Aceh yang telah bekerja dengan dedikasi tinggi.

“Pencapaian ini adalah hasil kerja keras seluruh tim, dari dokter spesialis, perawat, hingga staf pelayanan. Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah juga sangat berarti karena telah membantu melengkapi berbagai fasilitas yang kami butuhkan,” kata Hanif.

Menurutnya, keberhasilan ini bukan sekadar penghargaan administratif, tetapi bukti nyata bahwa pelayanan kesehatan jiwa kini telah mendapat tempat yang semestinya di Aceh.

“Kesehatan jiwa adalah bagian penting dari kesehatan masyarakat. Kita ingin menghapus stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan menunjukkan bahwa mereka juga bisa pulih, produktif, dan mandiri,” tegasnya.

RSJ Aceh kini memiliki 21 jenis layanan kesehatan jiwa, mulai dari kegawatdaruratan umum hingga rehabilitasi pasien Napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif).

Salah satu inovasi andalan adalah berdirinya Pusat Rehabilitasi Terpadu Seuramoe Sehat Jiwa di Kuta Malaka, Aceh Besar, yang telah beroperasi sejak 2024.

Area seluas 26,3 hektare itu berfungsi sebagai “tempat transit” bagi pasien yang telah pulih secara klinis sebelum kembali ke masyarakat. Di sana, mereka dibimbing untuk menekuni kegiatan produktif seperti bertani, beternak, dan mengelola koperasi.

“Di Seuramoe Sehat Jiwa, pasien belajar bertanggung jawab dan berdaya. Hasil kerja mereka disimpan di rekening pribadi masing-masing. Jadi saat mereka kembali ke keluarga, mereka sudah punya bekal keterampilan dan modal usaha,” jelas dr. Hanif.

dr. Hanif menegaskan bahwa RSJ Aceh tidak hanya fokus pada penyembuhan klinis, tetapi juga pada rehabilitasi sosial dan ekonomi.

“Kesembuhan sejati bukan hanya saat pasien bebas dari gejala, tetapi ketika mereka bisa kembali hidup mandiri di tengah masyarakat. Itu misi kami di RSJ Aceh,” katanya mantap.

Ia berharap prestasi ini menjadi motivasi bagi seluruh jajaran rumah sakit di Aceh untuk terus meningkatkan kualitas layanan, terutama dalam bidang kesehatan jiwa yang selama ini kerap terabaikan.

“Kami ingin menunjukkan bahwa layanan kesehatan jiwa di Aceh bisa menjadi model nasional. Paripurna bukan akhir, tapi awal dari tanggung jawab yang lebih besar,” tutupnya.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI