 
    DIALEKSIS.COM | Jakarta - Redaksi Dialeksis merangkum hasil pemantauan berbagai media untuk mengevaluasi kinerja Teuku Riefky Harsya selama menjabat Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI sejak 21 Oktober 2024 hingga 31 Oktober 2025. Metode melakukan tabulasi data dari berbagai media dan sosial media selama rentang waktu satu tahun. Selanjutnya di cermati dan di analisis oleh redaksi Dialeksis untuk kemudian disajikan dalam bentuk informasi berita kepada pembaca setia Dialekers.
Dalam periode satu tahun ini, Teuku Riefky yang dilantik di bawah Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto langsung menyatakan kesiapannya melanjutkan program-program unggulan pendahulunya, Sandiaga Uno, demi menjadikan Kemenekraf sebagai kebanggaan bersama.
Ia juga berfokus memastikan ekonomi kreatif menjadi tulang punggung perekonomian sesuai arahan Presiden Prabowo. Langkah awal Menekraf Riefky di 100 hari pertama diisi dengan koordinasi internal untuk menyusun strategi sesuai amanah Presiden, termasuk penyesuaian akibat pemisahan Kemenparekraf menjadi Kemenekraf dan Kementerian Pariwisata.
Pada Jumpa Pers Akhir Tahun 2024, Menekraf memaparkan rencana kerja 2025 dalam empat klaster besar penjabarannya pertama penyusunan desain besar ekraf, kedua konsolidasi internal, ketiga program penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kapasitas pelaku, serta keempat ekraf sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru.
Pendekatan ini menekankan integrasi ekosistem, data-driven policy, reformasi birokrasi, hingga perlindungan Kekayaan Intelektual (KI) dan pembangunan infrastruktur daya saingfondasi penting agar ekonomi kreatif tumbuh kuat dan menyebar ke seluruh daerah.
Sebagai putra daerah Aceh, Teuku Riefky menunjukkan perhatian besar pada pengembangan ekraf di daerah. Dalam kunjungan kerja perdananya ke Aceh Besar November 2024, ia mengaku terharu dapat memulai tugas menterinya dari tanah kelahirannya.
Ia mendorong pemerintah daerah membentuk Dinas Ekonomi Kreatif agar pembinaan pelaku ekraf di tingkat lokal lebih terstruktur. “Sebaiknya punya dinas khusus yakni Dinas Ekraf,” ujarnya, seraya menekankan dinas ini akan membantu membuka lapangan kerja dan menambah pendapatan masyarakat hingga ke pelosok daerah.
Dirinya berharap kepala daerah hasil Pilkada 2024 memasukkan program pendampingan ekonomi kreatif dalam visi - misi mereka, sehingga ekraf daerah terus didampingi dan berkelanjutan. Potensi ekonomi kreatif di berbagai pelosok, termasuk Aceh, dinilainya sangat besar dari fesyen, kuliner, kriya hingga desain grafis dan bisa menjadi tulang punggung ekonomi nasional meski pelakunya tidak berada di kota besar.
Melalui acara seperti Serambi Ekraf Awards, Menekraf mengapresiasi kreativitas lokal yang terbukti mampu melahirkan karya berdampak luas. “Ekonomi kreatif tumbuh pesat di tengah perlambatan ekonomi global dan terbukti menjadi mesin baru pertumbuhan nasional,” ungkap Teuku Riefky, seraya menyebut Aceh punya modal SDM tinggi untuk menggerakkan ekonomi berbasis kreativitas.
Sejumlah program nyata dan inovatif telah dijalankan Teuku Riefky sepanjang tahun pertamanya, berfokus pada penguatan pelaku ekraf di berbagai lini. Program-program unggulan tersebut antara lain:
Selain program di atas, Menekraf juga aktif menjalin kolaborasi lintas sektor. Teuku Riefky berdialog dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk tokoh seperti Mari Elka Pangestu, untuk membahas strategi menjadikan ekraf sebagai new engine of growth. Kemenekraf pun bergandengan dengan kementerian lain dalam merumuskan paket stimulus ekonomi nasional. Misalnya, pada Rapat Koordinasi di Kemenko Perekonomian September 2025, Menekraf memaparkan kontribusi ekraf dalam program akselerasi penciptaan kerja.
Kemenekraf mengambil peran mendukung target penyerapan tenaga kerja melalui indikator kinerja di sektor ekraf yang terintegrasi dengan RPJMN nasional. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bahkan mengapresiasi dukungan Kemenekraf dalam rencana revitalisasi kawasan Glodok, Kota Tua, dan penyediaan ruang kreatif bagi pekerja kreatif di Jakarta bukti bahwa sinergi pusat-daerah dalam pembangunan ekraf kian solid.
Di penghujung tahun pertama kepemimpinannya, kinerja sektor ekonomi kreatif menunjukkan tren positif. Teuku Riefky Harsya mengungkapkan bahwa kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Nasional telah mencapai Rp1.500 triliun. Angka ini terus meningkat dan sejalan dengan makin beragamnya sub-sektor kreatif penggerak ekonomi. Sektor ekraf juga tercatat menyerap lebih dari 26,5 juta tenaga kerja di Indonesia, di mana lebih dari separuhnya adalah generasi muda melek digital.
Kinerja ekspor pun mengesankan pada semester I 2025, ekspor produk ekraf Indonesia menembus US$12,9 miliar, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Investasi di sektor ini turut tumbuh, mencapai nilai sekitar Rp90,12 triliun pada periode yang sama. Indikator-indikator ini menunjukkan ekraf kian menjadi lokomotif pertumbuhan baru. “Kami optimistis target yang ditetapkan Bappenas dalam RPJMN bisa tercapai dengan dukungan lintas kementerian,” ujar Riefky tentang tren positif tersebut.
Sebagai kementerian baru yang lahir dari pemisahan pariwisata, Kemenekraf di bawah Teuku Riefky Harsya berhasil bergerak cepat menorehkan capaian. Dukungan terhadap UMKM kreatif, startup digital, pelaku seni - budaya, hingga regulasi dan infrastruktur menunjukkan pendekatan menyeluruh. Berbagai program nyata, terukur, dan berdampak dari pendanaan syariah, edukasi HKI, hingga penciptaan ruang kreatif telah diluncurkan dengan hasil menggembirakan.
Kolaborasi luas juga terbangun, baik dengan komunitas, pemerintah daerah, akademisi, maupun swasta. Dalam satu tahun terakhir, ekonomi kreatif semakin mantap menjadi salah satu sektor andalan perekonomian nasional, sesuai harapan menjadikannya tulang punggung baru ekonomi Indonesia. Dengan fondasi yang telah diletakkan dan kinerja positif ini, publik menantikan langkah Menekraf selanjutnya untuk membawa ekonomi kreatif Indonesia melesat lebih tinggi lagi.