Kamis, 18 September 2025
Beranda / Pemerintahan / Sorotan Nasional untuk TR Keumangan, Bupati Nagan Raya

Sorotan Nasional untuk TR Keumangan, Bupati Nagan Raya

Rabu, 17 September 2025 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Dr. Teuku Raja Keumangan, S.H., M.H. Bupati Nagan Raya. Foto: Humas Nagan Raya


DIALEKSIS.COM | Aceh - Nama Dr. Teuku Raja Keumangan, S.H., M.H., belakangan kerap muncul dalam radar politik dan ekonomi nasional. Sejak dilantik sebagai Bupati Nagan Raya, TR Keumangan atau TRK berhasil menarik sorotan para tokoh penting dari kabinet, kalangan pengusaha, hingga elite politik. Sorotan itu datang bukan sekadar basa-basi, melainkan apresiasi nyata terhadap sejumlah terobosan yang ia lakukan di wilayah pesisir barat Aceh.

Salah satu pujian datang dari Menteri PAN-RB, Rini Widyantini. Ia menilai keberhasilan TRK mendirikan Mal Pelayanan Publik (MPP) sebagai langkah berani memperbaiki kualitas birokrasi di daerah. 

“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bupati Nagan Raya dan seluruh jajarannya yang telah menghadirkan MPP dengan sangat baik. Ini menjadi contoh pelayanan publik yang membanggakan,” kata Rini dalam peresmian serentak MPP Triwulan II 2025.

Dalam forum itu, TRK tidak hanya bicara soal layanan publik. Ia juga memperkenalkan ikon religius sekaligus wisata budaya Nagan Raya: Masjid Giok. Masjid yang berdiri megah dengan dinding dan tiang dari batu giok asli itu disebut TRK sebagai “satu-satunya di dunia”. Responnya hangat. Rini memberi tepuk tangan, tanda pengakuan bahwa inovasi pelayanan dan promosi kearifan lokal bisa berjalan beriringan.

Sorotan lain datang dari pengusaha nasional, Hashim Djojohadikusumo. Juli lalu, pendiri Arsari Group itu berkunjung ke Aceh Barat untuk meresmikan pabrik pengolahan karet. Di hadapan TRK, Hashim berkomitmen memperjuangkan penambahan panjang landasan pacu Bandara Cut Nyak Dhien dari 1.800 meter menjadi 2.500 meter. “Saya akan berjuang untuk Bapak Bupati, untuk memperpanjang landasan pacu,” ujarnya.

TRK menyambut janji itu dengan penuh optimisme. Menurutnya, bila runway diperpanjang, pesawat berbadan lebar seperti Boeing dan Airbus bisa mendarat. “Jika landasan pacu ini diperpanjang, kami yakin pertumbuhan ekonomi wilayah pantai Barat Selatan Aceh akan semakin maju,” kata TRK. Dukungan Hashim jelas bukan sekadar retorika; ia menyebut akan melobi langsung Presiden Prabowo Subianto.

Tak hanya kalangan eksekutif dan pengusaha, politikus nasional pun memberi atensi. Pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-23 Nagan Raya, TRK menganugerahkan gelar adat Ampon Chiek kepada Utusan Khusus Presiden, Muhamad Mardiono. Gelar itu bukan seremoni belaka. Bagi Mardiono, penghargaan adat berarti amanah untuk ikut memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. “Dengan diberikannya gelar adat, saya merasa memiliki tanggung jawab untuk berbuat sesuatu bagi Nagan Raya,” ujarnya.

Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, yang hadir dalam acara itu menilai langkah TRK sebagai jembatan mempererat relasi dengan pemerintah pusat. TRK sendiri menegaskan bahwa dirinya ingin menjadikan Mardiono “bagian dari keluarga besar Nagan Raya”, sebuah metafora untuk sinergi yang lebih erat antara pusat dan daerah.

Jejak kepemimpinan TRK diakui banyak pihak sebagai kombinasi antara inovasi lokal dan keterhubungan nasional. Dari membangun MPP, menghidupkan ikon Masjid Giok, hingga melobi perpanjangan bandara, ia seakan menggeser posisi Nagan Raya dari pinggiran ke pusat percakapan.

Mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, dalam sebuah diskusi menyebut inisiatif TRK sebagai contoh kepemimpinan daerah yang berorientasi pada kolaborasi. Bagi Irwandi, sinergi lintas pemangku kepentingan pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, dan masyarakat adalah kunci untuk membawa Aceh keluar dari bayang-bayang stagnasi.

Sorotan dari menteri, pengusaha, hingga elite politik nasional menandakan bahwa Nagan Raya, di bawah TRK, tidak berjalan sendiri. Apresiasi itu sekaligus modal politik bagi TRK untuk mendorong agenda besar: menjadikan Nagan Raya sebagai simpul pertumbuhan di pantai Barat Selatan Aceh.

Kini, yang ditunggu adalah konsistensi. Apakah dukungan dari pusat dan pengusaha bisa ditransformasikan menjadi proyek nyata? Jika iya, maka kepemimpinan TRK berpotensi menjadikan Nagan Raya sebagai wajah baru Aceh yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur sejahtera, modern, dan tetap berakar pada kearifan lokal.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
bpka - maulid