DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kondisi perberasan nasional selama semester pertama 2025 ini mencatatkan berbagai progres yang cukup impresif. Mulai dari peningkatan produksi beras sampai total stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Perum Bulog yang sangat kokoh.
"Dari Januari sampai saat ini, produksi beras Indonesia bertumbuh luar biasa jika dibandingkan tahun lalu. Bahkan FAO pun baru-baru ini telah mengakui Indonesia sebagai salah satu negara produsen beras tertinggi tingkat dunia. Kita patut apresiasi seluruh stakeholder perberasan Indonesia," ungkap Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
Tantangannya sekarang karena panen raya telah usai di Maret dan April lalu, kini estimasi produksi beras bulanan kemungkinan akan mulai melandai. Kendati begitu, langkah mitigasi pemerintah telah on the track karena memiliki stok CBP yang sangat mumpuni.
"Di semester kedua nanti biasanya berat di November, Desember bahkan sampai Januari. Nah pada waktu itu, kita semua harus siapkan CBP seperti pemerintah yang hari ini lakukan. Jadi kita sudah on the track," urai Arief.
"Panen kita dalam 1-2 bulan ke depan bukan big harvest lagi. Maret dan April itu panen raya setara beras sampai 10 juta ton. Sekitar 2,5-2,6 juta ton sudah masuk ke Bulog, berarti sisanya tiga perempat ada di penggilingan padi, baik di masyarakat luas dan di petani. Biasanya karena tren produksi menurun, harga gabah petani akan mulai bergerak naik. Nah ini saatnya tugas pemerintah menggunakan stok Bulog yang ada," lanjutnya.
Menilik dalam data rerata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dalam Panel Harga Pangan NFA, per 26 Juni berada di level Rp 6.733 per kilogram (kg) atau 3,58 persen di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang Rp 6.500 per kg. Rerata harga tersebut pun mengalami kenaikan 1,69 persen jika dikomparasi terhadap rerata harga GKP sebulan lalu yang kala itu di Rp 6.621 per kg.
Sebagai mitigasi, menjelang paruh kedua 2025, pemerintah sudah menyiapkan strategi intervensi perberasan ke masyarakat secara masif. Pertama dalam bentuk bantuan pangan beras kepada 18.277.083 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Lalu dalam bentuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras ke pasaran dengan salur maksimal 1,318 juta ton sampai akhir tahun nanti. [*]