DIALEKSIS.COM | Aceh - Pada 1 Juni 2025, bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Lahir Pancasila dengan mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila, Menuju Indonesia Raya”. Tema ini ditegaskan melalui Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Nomor 5 Tahun 2025, yang menegaskan perlunya memperkuat nilai-nilai Pancasila di tengah tantangan global yang kian kompleks. Upacara nasional sendiri dijadwalkan pada 2 Juni 2025 di halaman Gedung Pancasila, Jakarta, setelah ada perubahan jadwal resmi dari BPIP.
Di Aceh, momentum 1 Juni 2025 dimanfaatkan berbagai elemen masyarakat untuk menggelar rangkaian kegiatan berdasar nilai-nilai Pancasila. Pemerintah Provinsi Aceh mengadakan upacara bendera di halaman Kantor Gubernur Aceh pada Minggu pagi, 1 Juni 2025, dengan Plt. Sekretaris Daerah Aceh, Nasir, S.IP, MPA, bertindak sebagai Inspektur Upacara. Dalam kesempatan tersebut, ia mengingatkan bahwa Pancasila merupakan “jiwa bangsa” yang harus terus dijaga, terutama dalam menjaga persatuan dan kerukunan di tengah keberagaman Aceh.
Selain itu, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Aceh menggelar acara “Panggung Rakyat” di Taman Ratu Safiatuddin pada Sabtu malam (31 Mei 2025) hingga dini hari, tepat berdekatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila.
Kegiatan ini menampilkan berbagai pertunjukan seni seperti tari Pancasila, pembacaan puisi, dan orasi kebangsaan serta diskusi publik terbuka yang dihadiri ribuan mahasiswa dan masyarakat umum. Ketua Panitia Pelaksana, Ali, menyatakan bahwa lewat “Panggung Rakyat”, mahasiswa Aceh ingin menumbuhkan semangat persatuan dan gotong royong, sekaligus merayakan keberagaman sebagai kekuatan bangsa.
Menanggapi peringatan tahunan ini, Yusri Kasim, Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Aceh, menekankan pentingnya memperkokoh fondasi kebangsaan melalui pemahaman Pancasila. Ia menyatakan bahwa Pancasila tidak sekadar dokumen sejarah, melainkan pedoman hidup yang harus diimplementasikan dalam berbagai bidang.
“Nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong dan keadilan sosial, harus menjadi landasan setiap kebijakan dan gerakan sosial di Aceh,” ujarnya kepada Dialeksis, Minggu (01/06/2025).
Menurut Yusri Kasim, generasi muda Aceh perlu melanjutkan tradisi kebangsaan ini dengan memperkuat rasa tolerant dan saling menghormati dalam keberagaman .
Ia juga mengajak kaum muda untuk aktif berkontribusi dalam program-program kemasyarakatan seperti penurunan angka kemiskinan dan stunting, sebagai wujud nyata implementasi sila kelima Pancasila tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila di Aceh tidak hanya berlangsung di Banda Aceh. Kwarcab Pramuka Aceh Tamiang, misalnya, menyelenggarakan lomba musikalisasi puisi dan nonton bareng di Gedung SKB Karang Baru, yang puncaknya dilaksanakan pada 1 Juni 2025. Sejumlah sekolah dan lembaga pemerintahan daerah lainnya juga menggelar lomba-lomba kreatif berbasis nilai-nilai Pancasila, seperti lomba menulis esai tentang persatuan bangsa dan lomba poster bertema “Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa”.
Dengan beragam aktivitas ini, seluruh elemen di Aceh menunjukkan komitmen untuk menjadikan Pancasila bukan sekadar simbol seremonial, tetapi benar-benar menjadi jiwa yang menghimpun ragam perbedaan di daerah.
Yusri Kasim menutup pernyataannya dengan harapan agar semangat Pancasila senantiasa dirawat,“semoga nilai-nilai Pancasila tetap kokoh sebagai dasar kebijakan dan etos hidup masyarakat Aceh, sehingga persatuan dalam keberagaman dapat terus terjaga menuju Aceh yang makmur dan sejahtera,” tutupnya.