Beranda / Politik dan Hukum / Arah Politik Bustami Hamzah di Pilkada Aceh 2024

Arah Politik Bustami Hamzah di Pilkada Aceh 2024

Kamis, 16 Mei 2024 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Saddam Rafsanjani, akademisi FISIP USK. [Foto: for Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Hiruk pikuk menjelang Pilkada 2024 sudah memasuki tahapannya di Provinsi Aceh. Sejumlah bakal calon gubernur bermunculan, seperti Muzakir Manaf, Nasir Djamil, Prof. Abdullah Sanny, Tgk. Muhammad Yus, dan Muhammad Nazar. 

Namun, satu nama yang disebut berpeluang besar ikut serta dalam pesta demokrasi itu luput dari penyebutan, yakni Bustami Hamzah. Nama Bustami didengung-dengungkan di lingkungan pemerintahan Aceh akan maju pada Pilkada mendatang.

Jika benar demikian, dinamika Pilkada Aceh semakin menarik. Untuk memahami cara Bustami menjalankan agendanya, Dialeksis.com meminta pendapat Saddam Rafsanjani, akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala.

Menurut Saddam, tipikal Bustami tidak menjalankan agendanya secara terang-terangan, melainkan menerapkan operasi silent politic (politik diam-diam).

Hal ini terlihat dari caranya memahami celah dan aturan ketika berkeinginan menjadi Sekretaris Daerah Aceh melalui pola berbeda, di mana mencukupi syarat menduduki jabatan eselon II sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2009.

Ambisi Bustami untuk selalu terdepan semakin menunjukkan taringnya dengan dibuktikan mampu meraih posisi sebagai Penjabat Gubernur Aceh menggantikan cAhmad Marzuki. Ambisinya di urusan politik terus berlanjut, terlihat ketika memilih Azwardi sebagai Penjabat Sekretaris Daerah yang dilantik pada 25 Maret 2024.

"Tujuannya guna mempersiapkan ketika ada niat maju sebagai wakil gubernur mendampingi Muzakir Manaf," ujar Saddam kepada Dialeksis.com, Kamis (16/5/2024).

Tim Bustami terlihat mencoba peruntungan di jalur Pilkada melalui pengkondisian penguasaan akses kekuasaan di berbagai jabatan pemerintahan dengan menempatkan orang-orangnya.

Termasuk memainkan pengkondisian opini publik yang menggiring dan memaksimalkan peluang menduetkan Muzakir Manaf dengan Bustami Hamzah, sehingga membuat terpengaruh di lingkungan pemerintah bahwa dirinya maju pada Pilkada mendatang.

"Semua akan dipastikan pola dan tindakan tim Bustami apakah berhasil mewujudkan agenda bersama atau sebaliknya membuat skenario baru dengan mengusung nama lain seperti Nezar Patria," pungkas Saddam. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda