DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan jumlah kursi Golkar pada Pemilu 2029. Ia bahkan menyatakan siap mundur dari jabatannya jika target tersebut tidak tercapai.
“Kalau kursi partai naik dari 102, berarti pengurus berhasil. Sekjen boleh bermimpi jadi apa saja, saya juga. Tapi kalau kursi tidak naik, jangan bermimpi. Tak perlu diminta mundur pun, saya pasti mundur. Itu sudah pasti,” tegas Bahlil dalam sambutannya di Munas XII Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2025).
Bahlil juga menyampaikan secara terbuka bahwa dirinya tidak berupaya memuaskan seluruh kader. Menurutnya, keterbukaan adalah prinsip utama dalam kepemimpinannya.
“Saya bukan Ketum yang tugasnya memuaskan semua kader. Kita ini pemain terbuka, bukan tertutup. Fair-fair saja,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini Golkar memiliki dua fokus utama: pertama, mendukung penuh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka; kedua, menaikkan perolehan kursi legislatif di Pemilu 2029.
“Golkar punya dua agenda utama. Satu, mengawal dan mendukung pemerintahan Presiden Prabowo dan Mas Gibran. Kedua, meningkatkan kursi partai. Fokus kita ke situ dulu. Hal lain bisa menyusul,” ujarnya.
Keseriusan Bahlil terhadap konsolidasi internal juga terlihat dari penundaan dua Musda di tingkat provinsi -- yakni Musda Golkar Provinsi Bali dan NTB. Bahlil berencana menghadiri langsung Musda di seluruh 38 provinsi, namun agenda mendampingi Presiden membuatnya harus menyesuaikan jadwal.
Langkah ini menunjukkan bahwa tekad Bahlil membangun Golkar bukan sekadar retorika. Ia mendorong seluruh calon ketua DPD di daerah agar menyusun strategi konkret dalam meningkatkan perolehan kursi legislatif pada Pemilu mendatang.[]