Bukalapak Ajukan PKPU terhadap Harmas Jalesveva ke Pengadilan Niaga
Font: Ukuran: - +

PT Bukalapak perusahaan berbasis teknologi dan super enabler yang mendukung transformasi UMKM di Indonesia serta berbagai vertikal bisnis. Foto: net
DIALEKSIS.COM | Jakarta -PT BUKALAPAK.COM Tbk (BUKA) secara resmi mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terhadap PT Harmas Jalesveva (Harmas) ke Pengadilan Niaga Jakarta. Langkah hukum ini diambil sebagai tindak lanjut atas kewajiban finansial yang belum dipenuhi oleh Harmas kepada BUKA.
Permohonan PKPU ini didasarkan pada fakta bahwa Harmas tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam menyediakan ruang perkantoran kepada BUKA, sesuai dengan perjanjian yang tertuang dalam beberapa Letter of Intent (LoI) yang disepakati pada 8 Desember 2017, 15 Maret 2018, dan 3 Mei 2018.
Berdasarkan perjanjian tersebut, gedung yang disewakan seharusnya disiapkan dan diserahkan dalam kondisi layak pada periode Maret hingga Juni 2018. Namun, hingga tenggat waktu yang telah ditetapkan, ruang perkantoran yang layak pakai tidak kunjung tersedia, sementara Harmas terus meminta perpanjangan waktu tanpa kepastian.
Sebagai bagian dari kesepakatan, BUKA telah memenuhi kewajibannya dengan membayarkan booking deposit sebesar Rp6,46 miliar selama periode Januari hingga Mei 2018. Dengan pembayaran tersebut, seharusnya Harmas, sebagai pihak pemberi sewa, telah siap menyediakan ruang perkantoran sesuai kesepakatan. Namun, hingga saat ini, Harmas belum menunaikan kewajibannya.
Setelah mengalami kerugian akibat ketidakmampuan Harmas dalam memenuhi tanggung jawabnya, BUKA memutuskan untuk mengakhiri kerja sama secara resmi pada 2 September 2019. Keputusan ini diambil setelah memberikan kesempatan berulang kali kepada Harmas untuk menyelesaikan kewajibannya. Sesuai dengan butir 39 dalam LoI, penyewa berhak mengakhiri perjanjian apabila pemberi sewa melalaikan kewajibannya, yang dalam hal ini terbukti dari ketidaktersediaan ruang perkantoran sesuai kesepakatan.
Sebagai tindak lanjut dari pengakhiran kerja sama, BUKA telah beberapa kali mengajukan somasi kepada Harmas, yakni pada Januari dan Februari 2021, untuk menuntut pengembalian dana deposit sebesar Rp6,46 miliar. Namun, somasi tersebut diabaikan tanpa adanya tanggapan atau penyelesaian dari pihak Harmas.
Anggota Komite Eksekutif BUKA, Kurnia Ramadhana, menegaskan bahwa langkah hukum ini diambil guna memastikan keadilan bagi perusahaan dan menciptakan kepastian hukum bagi dunia usaha di Indonesia.
“Kami telah memberikan kesempatan yang cukup bagi Harmas untuk menyelesaikan kewajibannya secara baik-baik. Namun, hingga saat ini tidak ada itikad baik dari mereka untuk mengembalikan dana deposit yang telah kami bayarkan. Oleh karena itu, kami menempuh jalur hukum dengan mengajukan permohonan PKPU agar Hakim Pengadilan Niaga dapat menilai dan mengambil keputusan yang adil,” ujar Kurnia.
Kurnia juga menambahkan bahwa kewajiban yang belum dilaksanakan oleh Harmas dapat dikategorikan sebagai utang yang telah jatuh tempo dan secara hukum harus diselesaikan.
“Fakta-fakta yang kami ajukan sudah jelas. BUKA telah membayar sesuai kesepakatan, tetapi Harmas gagal memenuhi tanggung jawabnya dan tidak mengembalikan dana deposit tersebut. Kami berharap Pengadilan Niaga Jakarta dapat mengabulkan permohonan ini agar proses penyelesaian utang berjalan dengan mekanisme hukum yang benar,” lanjutnya.
Dengan diajukannya permohonan PKPU ini, BUKA berharap dapat memperoleh keadilan atas hak finansial yang seharusnya dikembalikan oleh Harmas. Langkah ini juga diambil untuk menegakkan kepastian hukum dalam dunia usaha dan memastikan bahwa prinsip tanggung jawab kontraktual tetap dihormati dalam praktik bisnis di Indonesia.
Sekilas Tentang BUKA
BUKA adalah grup perusahaan berbasis teknologi dan super enabler yang mendukung transformasi UMKM di Indonesia serta berbagai vertikal bisnis. Berpegang pada tujuan awal untuk memberdayakan UMKM, BUKA kini melayani ratusan juta pengguna dan puluhan juta UMKM di tanah air. Sebagai perusahaan teknologi Indonesia pertama yang terdaftar di bursa, fokus BUKA adalah memanfaatkan teknologi untuk mendukung kebutuhan gaya hidup digital para UMKM dan masyarakat Indonesia secara umum melalui berbagai vertikal, mulai dari marketplace, finance dan fintech, offline-to-online, hingga merchant solutions.
Dengan lebih dari satu dekade inovasi teknologi untuk konsumen dan pemilik bisnis, BUKA telah menjadi tech enabler dan pendorong transformasi digital di Indonesia.
Berita Populer

.jpg)