Cak Imin: Jadi Caleg DPR RI Butuh Ongkos 40 M
Font: Ukuran: - +
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Muhaimin Iskandar. Foto: Antara/HO-Humas DPR RI.
DIALEKSIS.COM | Nasional - Ongkos politik yang diperlukan seseorang untuk menjadi calon legislatif (caleg) di DPR RI dari wilayah DKI Jakarta sebesar Rp40 miliar.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam pidato kebudayaannya di Gedung Joang, Jakarta Pusat. Cak Imin mengatakan dia ingin para aktivis duduk di legislatif, namun ongkos politiknya terlampau besar.
"Di Jakarta ini, teman-teman saya yang jadi tiga empat kali. Itu kita-kira buat orang NU (Nahdlatul Ulama) akan sangat tidak mungkin jadi DPR dari DKI Jakarta. Cost-nya sekitar Rp40 miliar," ujar Cak Imin dalam video yang disiarkan secara langsung pada kanal YouTube NU Channel, Jumat (11/8).
Cak Imin bercerita memang ada caleg-caleg dengan modal lebih kecil. Kendati demikian, berdasarkan pengamatannya, mereka yang bermodal Rp20 miliar hingga Rp25 miliar tidak pernah bisa melaju ke Senayan.
Sementara itu, yang berhasil duduk di Senayan hanya yang bermodal Rp40 miliar.
Lebih lanjut, Cak Imin mengatakan para caleg yang berlomba menuju Senayan mengeluarkan modal untuk 'souvenir' yang dinilai mampu memikat rakyat.
Cak Imin mengatakan souvenir yang dimaksud bukanlah kaos atau kerudung, tetapi kulkas.
"Persaingan politik dalam Pemilu, dua tiga Pemilu terakhir menunjukkan bahwa kompetisi yang menghalalkan segala cara, berjalan di lapangan dengan sangat terbuka," jelas dia.
Cak Imin mengamini pidato Ketua Umum PBNU 2010-2021 Said Aqil Siroj soal politik uang. Ia menilai hanya orang kaya yang berkuasa dan memenangkan persaingan Pemilu.
Dalam kesempatan serupa, Cak Imin juga berkelakar bahwa dirinya sementara dipingit, tidak boleh bicara.
Dia menerankan begitu banyak menerima undangan. Namun, Cak Imin hanya menerima undangan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep untuk jadi tamu di podcastnya, Podkaesang Depan Pintu.
"Dipingit bukan karena apa. Kalau konteksnya panas terus kebablasen itu yang berbahaya. Oleh karena, itu banyak yang tidak bisa saya hadiri," katanya. [cnnindonesia]