Minggu, 13 April 2025
Beranda / Politik dan Hukum / Ditunjuk Jadi Sekjen, Sulaiman Abda: Abuwa Berpengalaman

Ditunjuk Jadi Sekjen, Sulaiman Abda: Abuwa Berpengalaman

Sabtu, 12 April 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Ketua Dewan Pakar Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penunjukan Aiyub bin Abbas (Abuwa) sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Aceh periode 2023 - 2028 terus mendapat dukungan dari kalangan internal. Salah satunya datang dari Sulaiman Abda, Ketua Dewan Pakar Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh, yang menyebut Abuwa sebagai sosok tepat untuk memastikan stabilitas partai di tengah dinamika politik pascapilpres dan transisi menuju partai modern.

“Abuwa punya pengalaman panjang, baik dalam kepartaian maupun pemerintahan. Dia juga bagian dari sejarah perjalanan perdamaian Aceh dan mampu melaksanakan fungsi koordinasi partai bersama Ketua Umum Mualem,” ujar Sulaiman Abda, yang juga anggota Majelis Tinggi Tuha Peut Wali Nanggroe Aceh, saat dihubungi DIALEKSIS, Kamis (22/6).

Sulaiman Abda, politisi senior yang akrab disapa Ayah Leman, menekankan bahwa kapasitas Abuwa tidak hanya terletak pada rekam jejak sebagai Bupati Pidie dua periode, tetapi juga kemampuannya menjembatani komunikasi antar-aktor politik.

Menurutnya, tugas Sekjen Partai Aceh saat ini kian strategis, mengingat Ketua Umum Partai Aceh, Mualem, sedang menjabat sebagai Kepala Pemerintahan Aceh.

“Sekjen harus menjadi ujung tombak dalam menjalankan arahan Ketua Umum dan kebijakan partai, termasuk berkomunikasi dengan partai politik pengusung Mualem-Dek Fadh saat Pilkada, serta partai koalisi yang berkomitmen mendukung pemerintahan mereka,” jelas Sulaiman.

Ia juga menyoroti pentingnya peran Sekjen dalam memperkuat koordinasi dengan partai koalisi. “Partai Aceh adalah partai terbuka. Harapannya, Abuwa bisa menggerakkan fungsi kepartaian secara maksimal, sekaligus membangun sinergi dengan semua pihak yang mendukung pemerintahan Mualem-Dek Fadh,” tambahnya.

Analisis sebelumnya dari Aryos Nivada, akademisi FISIP Universitas Syiah Kuala, menyebut Abuwa sebagai figur perekat yang diterima semua golongan di Partai Aceh. Hal ini sejalan dengan pandangan Sulaiman Abda yang menilai Abuwa mampu mempertahankan harmoni antara kader eks - Libiya kelompok inti partai dengan generasi baru.

“Dia tidak hanya punya legitimasi dari basis perjuangan, tetapi juga memahami tata kelola pemerintahan modern. Ini modal berharga untuk membawa Partai Aceh keluar dari bayang-bayang konservatisme,” ujar Aryos.

Sulaiman menambahkan, hubungan Abuwa dengan Mualem yang solid akan mempermudah konsolidasi internal, terutama dalam menyusun strategi mengawal jalannya Pemerintahan saat ini dikepemimpinan duet Mualem dan Dek Fadh. “Kepercayaan Mualem kepada Abuwa sudah teruji. Ini memastikan kebijakan partai dan pemerintah bisa berjalan seiring,” katanya.

Kedua narasumber sepakat bahwa Partai Aceh sedang dalam fase krusial: bertransformasi dari partai berbasis gerakan menuju entitas politik modern tanpa kehilangan identitas. Abuwa, dengan kombinasi pengalaman di birokrasi, jaringan ke akar rumput, dan kedekatan dengan elite senior, dinilai mampu menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas.

“Tantangannya adalah bagaimana mempertahankan dukungan basis lama sambil merangkul konstituen muda yang kritis. Abuwa perlu mendorong agenda partai yang responsif terhadap isu kekinian, seperti digitalisasi program dan transparansi kebijakan,” ucap Aryos.

Sulaiman Abda mengingatkan, konsolidasi koalisi dan komunikasi politik yang efektif akan menjadi kunci stabilitas pemerintahan Mualem. “Di tangan Abuwa, Partai Aceh tidak hanya bisa menjaga kohesi internal, tetapi juga memperluas pengaruh melalui kolaborasi dengan partai mitra,” tegasnya.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar