Drama Pilgub Aceh, Masing - Masing Saling Klaim Menang
Font: Ukuran: - +
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2024 menunjukkan nomor urut: 1 Bustami-Fadhil, 2 Muzakir-Fadhlullah, di Aceh Besar, Senin (23/9/2024). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pilgub Aceh kini memasuki babak menegangkan. Dua pasangan calon gubernur saling mengklaim kemenangan dengan selisih perolehan suara yang signifikan, memicu ketegangan politik di provinsi paling barat Indonesia.
Pada Rabu (27/11/2024) malam, kedua kubu menggelar konferensi pers berlainan tempat, masing-masing menyatakan diri unggul dalam perhitungan suara.
Pasangan Muzakir Manaf-Fadhlullah Dek Fadh (Mualem-Dek Fadh) mengklaim telah memenangkan pilkada dengan perolehan 62 persen suara dari 2,2 juta suara yang masuk. Mualem yang hadir di Kantor Badan Pemenangan Aceh di kawasan Pango, Banda Aceh, disambut teriakan takbir para pendukungnya.
"Kami menang dengan dukungan rakyat Aceh," tegas Mualem seraya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pendukung, termasuk jajaran Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh.
Di sisi lain, kubu Bustami Hamzah-M Fadhil Rahmi yang berlokasi di Sekber Koalisi Pemenangan di Jalan Sudirman, Banda Aceh, mengklaim memperoleh 54,41 persen suara. Melalui juru bicaranya, Hendra Budian, mereka menyatakan telah mengantongi 1,6 juta suara dan unggul di hampir semua kabupaten-kota.
Ketua Tim Pemenangan Bustami, TM Nurlif, mengaku telah menerima informasi adanya indikasi kejanggalan dan intimidasi dalam proses perhitungan suara. Nurlif meminta seluruh tim untuk terus mengawal proses penghitungan dari tingkat TPS hingga provinsi.
Menariknya, kedua kubu sama-sama belum mengakui kekalahan. Kamarudin Abubakar, Ketua Badan Pemenangan Aceh untuk kubu Mualem, menegaskan data real count mereka baru mencapai 2,2 juta suara atau belum 100 persen. Menurutnya, pasangannya menang di 20 kabupaten-kota, dengan tiga daerah masih dalam kategori abu-abu.
Syech Fadhil, calon wakil gubernur dari kubu Bustami, mengimbau tim pemenangan untuk tetap konsen dan fokus mengawal suara hingga pengumuman resmi dari penyelenggara Pilkada.
Situasi ini menunjukkan tingginya intensitas persaingan dalam Pilkada Aceh kali ini. Kedua pasangan yang sama-sama memiliki basis massa kuat kini saling tunggu-menunggu keputusan resmi dari Komisi Independen Pemilihan (KIP).
Masyarakat Aceh kini menunggu dengan tegang, siapa yang akan resmi memimpin provinsi ini dalam lima tahun mendatang. Sementara itu, suasana kondusif tetap terjaga meski ketegangan politik terasa mencekam.
Tinggal menunggu pengumuman resmi, siapa yang akan menduduki kursi gubernur Aceh periode 2024-2029.