Gadis Aceh Dijual ke Malaysia Rp87 Juta, Azhari Cage Desak Polda Aceh Usut TPPO
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Senator Aceh Azhari Cage. Dokumen untuk dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Senator Aceh Azhari Cage mengutuk dan mengecam aksi perdagangan orang Aceh ke Malaysia. Prilaku ini dinilai sangat biadab serta harus diusut tuntas oleh jajaran kepolisian.
“Tindak pidana perdagangan orang (TPPO) itu biadab, mereka yang memperjual-belikan anak-anak perempuan Aceh ke Malaysia untuk dijadikan pelacur. Perilaku itu sangat biadab dan tidak bermoral,” kata Azhari Cage.
“Seharusnya sesama masyarakat Aceh menjaga itu menjaga bukan malah menjual ke negeri orang. Ini sungguh perbuatan biadab yg tidak bisa kita telorir.”
“Saya meminta kepolisian Polda Aceh dan Polri untuk mengusut tuntas kasus ini sampai ke Akar akarnya dan memberikan hukuman berat,” ujar Azhari Cage lagi.
Azhari juga mempertanyakan moral pelaku yang tega sesama Aceh, menjual Anak Aceh untuk dijadikan pelacur ke Malaysia.
“Ini terkutuk dan biadab, kita juga meminta kepada pemerintahan Aceh yan baru dan presiden Prabowo untuk memperhatikan dan membuka lapangan kerja di Aceh agar masyakat Aceh dapat bekerja dan hasil Aceh dapat dinikmati oleh masyarakat Aceh,” kata Azhari Cage.
Sebelumnya, Video seorang gadis asal Aceh dijual ke Malaysia senilai Rp87 juta menjadi viral dijagat social media Aceh.
"Kabar duka. Anak Aceh umur 17 tahun dijual oleh Ejen Haramjadah ke Malaysia Harga RM 25000 ringgit kalua uang kita Rp87.500.000," begitu caption video seorang pria berbahasa Aceh logat Melayu dengan latar sebuah kamar hotel.
Dari penuturan pria divideo, pihaknya baru saja menjemput seorang gadis Aceh yang dijual ke Malaysia seharga Rp87 juta oleh agen yang juga orang Aceh.
Gadis itu kemudian disekap selama satu bulan di salah satu hotel di Malaysia.
"Dia diperkosa perharinya 10 pria," kata pemuda tadi.
Komunitas Aceh di Malaysia, kata pemuda tadi, sedang mencari agen yang menjual sang gadis tersebut yang diketahui juga warga Aceh.