Minggu, 18 Mei 2025
Beranda / Politik dan Hukum / Golkar Aceh Memanas! TRK Gerilya ke Jakarta, Siapa Penguasa Baru Musda 2025?

Golkar Aceh Memanas! TRK Gerilya ke Jakarta, Siapa Penguasa Baru Musda 2025?

Minggu, 18 Mei 2025 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) ke-12 Partai Golkar Aceh yang direncanakan digelar pada Juni 2025, dinamika internal partai semakin menarik perhatian.Fauza Andriyadi, peneliti Jaringan Survei Inisiatif dan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Washliyah Banda Aceh, menyoroti munculnya sejumlah sosok yang mulai aktif meraih restu dan dukungan dari pucuk pimpinan partai, meski belum ada kepastian dari Ketua Umum (Ketum) Golkar atau Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Salah satu nama yang mencuat adalah Teuku Raja Keumangan (TRK) kader tulen Golkar saat ini menjabat Bupati Nagan Raya. Menurut Fauza, TRK terlihat rutin berkoordinasi dengan DPP Golkar di Jakarta. Namun, hingga kini, restu resmi dari Ketum maupun DPP belum juga diraihnya.

“Ini menunjukkan bahwa proses seleksi kandidat oleh DPP masih berjalan ketat. Mereka tidak ingin gegabah memberikan dukungan sebelum melakukan pendalaman data dan aspirasi internal,” ujar Fauza saat dihubungi Dialeksis, Minggu (18/05).

DPP Golkar disebut masih melakukan pendalaman melalui jalur internal untuk memverifikasi informasi dan kredibilitas para calon yang diwacanakan maju. Meski sejumlah nama beredar, belum ada satu pun yang secara resmi mendaftar ke panitia Musda.

“Saat ini, semuanya masih dalam tahap uji publik. Tidak heran jika kandidat seperti TRK memilih bersikap wait and see atau sekadar test water sebelum benar-benar melangkah,” tambah Fauza.

Fauza juga menggarisbawahi bahwa TRK belum melakukan konsolidasi intensif ke basis pemilik suara, seperti kader partai di tingkat kabupaten/kota atau tokoh berpengaruh di Aceh.

“Jika ingin serius maju, langkah deklarasi dan konsolidasi vertikal-horizontal harus dipercepat. Selama ini, TRK lebih fokus pada pendekatan ke pusat, sementara basis lokal belum tersentuh maksimal,” jelasnya.

Menurutnya, dinamika ini mencerminkan strategi politik yang hati-hati dari DPP Golkar. Mereka ingin memastikan calon ketua DPD I Golkar Aceh tidak hanya populer di tingkat lokal, tetapi juga sejalan dengan visi kepemimpinan nasional partai.

“Ini juga menjadi sinyal bahwa DPP ingin menghindari konflik internal pasca-Musda. Mereka perlu calon yang mampu menyatukan fraksi dan menjaga elektabilitas partai di Pilkada 2024 maupun Pemilu 2029,” papar Fauza.

Meski TRK masuk dalam radar bursa calon, Fauza menilai peluangnya akan sangat tergantung pada kemampuan membangun relasi dengan elite partai di Aceh dan kesiapan menjawab kebutuhan konstituen. “Jika hanya mengandalkan komunikasi dengan pusat tanpa membangun basis, sulit baginya meraih legitimasi. Partai Golkar Aceh butuh pemimpin yang mampu menjembatani kepentingan Jakarta dan akar rumput,” tegasnya.

Hingga kini, suasana “penantian” masih mendominasi proses persiapan Musda Golkar Aceh. Para calon diyakini masih mengukur kekuatan dan peluang, sambil memantau respons dari DPP.

“Musda 2025 akan menjadi ajang uji nyali bagi kader-kader Golkar. Siapa pun yang akhirnya terpilih harus mampu membawa partai ini tetap relevan di tengah persaingan politik Aceh yang semakin kompleks,” tutup Fauza.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
diskes
hardiknas