Kedatangan Prabowo, SBY dan AHY ke Aceh Disebut Bukan Kunjungan Biasa
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wakil Ketua DPP Partai Aceh, Dr Nurlis Effendi mengatakan, kunjungan Menhan Prabowo yang juga salah satu Capres, bersama Susilo Bambang Yudhoyono, dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dapat dipahami bukan sebagai kunjungan biasa. Apalagi mereka datang khusus pada hari peringatan tsunami.
"Artinya, mereka berkunjung sekaligus menyampaikan pesan bahwa mereka ke Aceh bukanlah sekedar datang untuk mencari suara rakyat Aceh. Lebih dari itu, mereka datang dengan komitmen yang kuat untuk Aceh. Termasuk komitmen perdamaian," kata Dr Nurlis kepada Dialeksis.com, Jumat (29/12/2023).
Bahkan, sambungnya, mereka sampai bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar di Bandara Sultan Iskandar Muda. Di sana, SBY selain memperkenalkan putranya AHY juga menyampaikan tentang keberlanjutan perdamaian. SBY menyampaikan bahwa Prabowo adalah penerus perdamaian di Aceh. Prabowo seperti biasa memberi hormat dan menyalami Wali Nanggroe Aceh.
Pertemuan para tokoh nasional itu disaksikan oleh Ketua Umum Partai Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), dan Sekjen Partai Aceh Kamaruddin Abubakar (Aburazak), serta seluruh ketua parpol wilayah Aceh yang menjadi pendukung Prabowo sebagai calon presiden RI.
"Di sini saya hendak mengatakan bahwa, kedatangan mereka bukan menjadi politik biasa. Namun politik yang sangat dalam. Prabowo sampai mengucapkan ingin sekali membalas budi rakyat Aceh yang selama ini mendukungnya sebagai calon presiden. Bahkan ia sudah menyiapkan anggaran untuk mendirikan Politeknik di Aceh," jelasnya.
Menurutnya, Prabowo datang ke Aceh bukan hendak memberi janji-janji semata, bahkan sudah merancang rencana dan menyiapkan anggaran untuk mendirikan sebuah Lembaga Pendidikan. Prabowo datang ke sini juga bukan untuk berkampanye. Hanya untuk ikut acara peringatan tsunami, ke masjid raya Baiturrahman, dan minum-minum kopi. Di sana pun ia hanya bernostalgia tentang pertemuannya dengan Mualem.
Jadi, kata dia, di sini lebih banyak hati yang bicara, bukan sekedar politik yang menabur janji. Sangat sulit rasanya menafsirkan untuk pemetaan politik Pilpres dan politik lokal di Aceh. Sebab Prabowo dan SBY datang ke Aceh dengan perasaannya, dengan hatinya. Jadi itu sesuatu yang tak dapat kita ukur.
"Artinya, saya juga agak sulit untuk melihat pengaruh kunjungannya bagi Partai Aceh. Selain itu Partai Aceh juga sudah sedari awal memiliki keistimewaan tersendiri. Sebab Partai Aceh tidak begitu terpengaruh dengan tokoh-tokoh nasional. Partai Aceh murni lokal, perngaruhnya berada pada tokoh-tokoh yang menjadi pemimpin Partai Aceh, yaitu pada diri Mualem dan Aburazak," pungkasnya.