Selasa, 02 Desember 2025
Beranda / Politik dan Hukum / Kurang Pemahaman Reproduksi Sebabkan Remaja Rentan Terpapar HIV di Aceh

Kurang Pemahaman Reproduksi Sebabkan Remaja Rentan Terpapar HIV di Aceh

Senin, 01 Desember 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, dr. Iman Murahman. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Kesehatan Aceh menyoroti meningkatnya kasus HIV pada kelompok usia remaja, sebuah tren yang dinilai sangat mengkhawatirkan dan membutuhkan perhatian serius dari semua pihak, terutama keluarga. 

Hal itu disampaikan oleh Dinas Kesehatan Aceh melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, dr. Iman Murahman, kepada insan media di Banda Aceh, Senin (1/12/2025).

Menurut dr. Iman, salah satu akar persoalan meningkatnya kasus HIV pada remaja adalah minimnya edukasi seksual yang benar di lingkungan keluarga, terutama terkait fungsi organ reproduksi dan pemahaman tentang perilaku seksual berisiko.

“Banyak anak laki-laki dan perempuan tidak mendapatkan penjelasan yang benar tentang fungsi reproduksi. Akhirnya terjadi perilaku seksual yang tidak semestinya, termasuk hubungan seksual laki-laki dengan laki-laki, yang menjadi jalur penularan HIV pada remaja,” ujar dr. Iman.

Ia juga menyoroti fenomena fatherless, kurangnya peran ayah dalam pengasuhan, aspek yang dianggap ikut memperburuk situasi. Minimnya keterlibatan ayah dalam memberikan bimbingan tentang kesehatan reproduksi membuat banyak anak tumbuh tanpa pemahaman dasar mengenai tubuh dan risiko perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab.

“Dari lingkungan keluarga sebenarnya banyak yang bisa dilakukan. Banyak kasus muncul karena fatherless. Yang kedua, karena anak memang tidak mengetahui fungsi organ reproduksi laki-laki dan perempuan. Ketidaktahuan ini membuat mereka mencoba hal-hal yang tidak semestinya, termasuk hubungan seksual laki-laki dengan laki-laki,” katanya.

Ia menegaskan bahwa edukasi seksual harus dimulai dari rumah, bukan semata-mata dibebankan kepada sekolah.

“Orangtua harus menjelaskan fungsi organ reproduksi, bagaimana hubungan seksual yang benar antara laki-laki dan perempuan, dan apa bahayanya hubungan seksual sesama jenis. Ini bukan tabu, ini soal kesehatan,” tegasnya.

Dinkes Aceh mencatat bahwa penularan HIV kini semakin banyak ditemukan pada kelompok usia 11-20 tahun, termasuk siswa SMP. Kondisi ini menunjukkan bahwa remaja memasuki fase risiko tanpa dibekali pengetahuan memadai dari keluarga.

“Artinya anak-anak SMP di rumah harus sudah teredukasi dengan baik sejak dini. Tentang alat reproduksi laki-laki, perempuan, bagaimana cara reproduksi yang benar, dan apa bahayanya perilaku seksual sesama jenis,” jelas dr. Iman.

Ia menekankan pentingnya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak terkait kesehatan reproduksi.

Dalam upaya mendeteksi dini, dr. Iman menjelaskan bahwa tes HIV menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT) tersedia di seluruh puskesmas dan fasilitas kesehatan di Aceh. Pemeriksaan ini juga menjadi standar layanan bagi kelompok rentan.

Kelompok yang wajib diperiksa meliputi, ibu hamil, pasien tuberkulosis (TBC), laki-laki dengan perilaku seksual berisiko, waria, pengguna narkotika suntik, warga binaan pemasyarakatan dan calon pengantin (catin).

“Puskesmas sudah rutin melakukan tes HIV bagi catin dan kelompok berisiko. Jika hasilnya positif, ada tindak lanjut terapi sesuai standar,” jelasnya.

Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Aceh mengeluarkan imbauan agar masyarakat memperkuat peran keluarga dalam memberikan edukasi kesehatan reproduksi.

“Yang pertama, jaga keluarga masing-masing. Penularan sekarang banyak terjadi pada anak-anak remaja. Edukasi harus dimulai dari rumah,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa pemahaman mengenai organ reproduksi, cara reproduksi yang benar antara laki-laki dan perempuan, serta bahaya hubungan seksual sesama jenis harus disampaikan secara terbuka.

“Saya pikir edukasi ini harus mulai dari keluarga masing-masing dulu,” pungkas dr. Iman.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI