Mampu Baca Al-Quran, Tiket Emas Kursi Gubernur Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Ratnalia
Dr Nurlis Effendi SH MM, tokoh Partai Aceh sekaligus Ketua Divisi Survei dan Riset tim pemenangan pasangan Mualem-Dek Fad. Foto: for Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bagi politikus Aceh, kemampuan membaca Al-Quran rupanya bukan sekadar keterampilan spiritual. Ia adalah tiket emas menuju kursi gubernur. Setidaknya, begitulah klaim Dr Nurlis Effendi SH MM, tokoh Partai Aceh yang juga Ketua Divisi Survei dan Riset tim pemenangan pasangan Mualem-Dek Fad.
"Islam adalah jiwa rakyat Aceh," ujar Nurlis Effendi dalam unggahan Facebook-nya, Minggu, 20 Oktober 2024. Ia menegaskan, bagi warga Aceh, pemimpin ideal adalah yang mahir melantunkan ayat suci.
Nurlis lalu membeber daftar 12 gubernur Aceh sejak era Teuku Nyak Arief hingga Zaini Abdullah. Semua, katanya, piawai membaca Al-Quran. Beberapa bahkan berstatus ulama dan imam salat.
Ambil contoh Ibrahim Hasan. Mantan rektor Universitas Syiah Kuala ini tak hanya jago baca Al-Quran, tapi juga langganan mengisi mimbar Jumat. Atau Syamsuddin Mahmud, yang kerap memimpin salat berjamaah.
Tradisi ini, menurut Nurlis Effendi, akan berlanjut di Pilkada 2024. "Rakyat Aceh pilih calon gubernur pandai baca Al-Quran, yaitu Mualem-Dek Fadh," katanya, merujuk pada pasangan yang ia dukung.
Tentu saja, klaim ini perlu dicermati. Pilkada bukan lomba baca Al-Quran. Ada banyak faktor lain yang menentukan pilihan pemilih: track record, program kerja, hingga isu-isu aktual di Aceh.
Namun, pernyataan Nurlis menyingkap satu hal: di Aceh, politik dan agama adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Bagi kandidat gubernur, kemampuan membaca Al-Quran bukan sekadar nilai tambah. Ia adalah prasyarat yang tak bisa ditawar.