Menakar Kedewasaan Politik Rafly Kande Pasca Pemilu 2024
Font: Ukuran: - +
Reporter : Ratnalia
Sosok Rafly Kande kader Partai Keadilan Sejahtera. Foto: net
DIALEKSIS.COM | Aceh - Siapa sih masyarakat Aceh tak kenal sosok Rafly, bahkan ia dikenal sebutan Rafly Kande karena memulai kariernya di dunia seniman melalui grub Kande yang ia bentuk bersama teman temannya.
Lantas apa yang menarik dari sosok pria Samadua 1 Agustus 1967? Disinilah tim Dialeksis.com (28/03/2024) menelusuri melalui tracking jejak digital.
Magnetnya terletak pada jejak karier politiknya, dimana dirinya berani bersikap keluar dari zona nyaman untuk mengubah peruntungan di jalur politik praktis.
Dari jejak digital tercatat ia memulai karier politik berkompetisi merebut Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonsia era Pemilu 2009 – 2014. Saat itu Rafly berhasil menunjukan taring politiknya meraih kursi sebagai perwakilan rakyat Aceh melalui jalur DPD.
Tak berhenti disitu, Hasrat politiknya kian bergairah tak puas berstatus anggota DPD RI. Ia kembali mencoba peruntungan lagi maju di Pemilu 2014. Awalnya ia berkeinginan maju melalui Partai Gerindra namun mimpinya itu pupus.
PKS sebagai partai inklusif menerima keberadaan Rafly dirumah partai berbasis agama tersebut. Majulah dan tercatat kader PKS, walaupun harus menelan ludahnya sendiri karena pernah mengatakan tidak maju melalui PKS namun ke Gerindra kala itu di tahun 2018 pernyataan disampaikan kepada awak media.
Akhirnya resmi Rafly tercatat dan maju di arena Pemilu DPR RI Dapil Aceh 1 saat itu. Sebagai new comer (pendatang baru) ia mampu menunjukan kelihaian politik ditunjukan berhasil meraih suara badan sebesar 36.596 sehingga mengantar dirinya melanju ke kubah dengan bentuk setengah lingkaran di Senayan tersebut.
Ia kembali menguji taji politiknya di Pemilu 2024, tetap sama perahu politiknya melalui PKS. Tercatat maju di DPR RI Dapil Aceh 1 bernomor 2 dibawah sosok karismatik dan politisi sejati Ghufran nomor urut 1.
Mirisnya di Pemilu 2024 nasib baik dewi fortuna tak berpihak pada Rafly saat ini ia harus menelan pil pahit. Kepercayaan konsistuennya mulai melemah hingga tak mampu mengantarkan dirinya duduk di senayan untuk periode kedua menyandang status anggota DPR RI.
Dirinya harus kalah tipis dari pendahulunya yakni Ghufran total suara badan 46.713 dan Rafly berjumlah 45.467 suara, hal dejavu terulang lagi di Pemilu 2024 kala itu sebaliknya Ghufran kalah tipis dengan Rafly. Masuknya Ghufran adalah takdir dirinya pasca PPP tidak lolos ‘parlemen threshold’, ibarat rezeki anak shaleh seorang Ghufran dari buah kesabaran dan keikhlasan menerima kekalahan waktu di Pemilu 2024, tentunya muncul pertanyaan apakah Rafly mampu bersikap serupa seperti Ghufran?
Info diterima sebenarnya waktu Pemilu 2019 sosok Ghufran bijaksana rela dan ikhlas Rafly duduk di DPR RI dari PKS, walaupun bisa saja Ghufran sebagai ketua partai ego perioritaskan dirinya untuk duduk sebagai anggota DPR RI karena perbedaan suara saat itu tipis dengan Rafly. Tapi hal itu tidak dilakukan Ghufran karena ia meletakan diatas kepentingan partai bukan pribadi.
Itulah sekelumit jejak politik Rafly Kande, tentunya muncul pertanyaan publik apakah bertahan di perahu politik PKS atau hijrah ke partai lain, biarlah waktu menjawab endingnya kemana.