Muzakir Manaf, Tokoh Pejuang yang Berkharisma Bagi Pemuda Aceh Singkil
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Shadiq, seorang mahasiswa asal Aceh Singkil. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Muzakir Manaf, yang lebih dikenal sebagai Mualem, adalah nama yang tidak asing bagi masyarakat Aceh.
Sosoknya yang pernah menjabat sebagai Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017, kerap menjadi simbol perjuangan dan keteguhan dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat Aceh.
Shadiq, seorang mahasiswa asal Aceh Singkil, untuk menggali lebih dalam mengenai persepsi masyarakat terhadap tokoh yang karismatik ini.
Bagi banyak orang, Muzakir Manaf adalah sosok yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjang perjuangan Aceh.
Ia menjadi salah satu tokoh sentral dalam perjuangan GAM yang menuntut hak-hak otonomi khusus bagi Aceh.
“Mualem adalah simbol perlawanan dan perjuangan,” ungkap Shadiq kepada Dialeksis.com, Minggu, 17 November 2024.
Menurutnya, masyarakat Aceh Singkil melihat Mualem sebagai figur yang kuat dan berani, terutama dalam masa-masa sulit konflik bersenjata.
“Beliau bukan hanya pejuang di medan perang, tetapi juga pemimpin yang mampu menyatukan masyarakat Aceh dari berbagai latar belakang,” tambah Shadiq.
Meskipun masa konflik Aceh telah berlalu lebih dari dua dekade lalu, warisan perjuangan Mualem tetap hidup dalam ingatan masyarakat, terutama generasi muda.
Shadiq menjelaskan bahwa meskipun ia tidak mengalami langsung masa-masa konflik, cerita tentang Mualem selalu menjadi topik yang menarik perhatian di Aceh Singkil.
“Masyarakat, terutama anak muda, sangat menghormati Mualem karena keberaniannya. Banyak dari kami yang melihatnya sebagai figur inspiratif yang telah berhasil membawa perubahan signifikan di Aceh,” tutur Shadiq.
Ia menambahkan bahwa peran Mualem dalam proses damai antara GAM dan pemerintah Indonesia yang ditandai dengan Perjanjian Helsinki 2005 menjadi bukti nyata dari kepemimpinan yang bijaksana.
Selain dikenal sebagai tokoh pejuang, Mualem juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik di Aceh.
Bahkan setelah masa jabatannya sebagai Wakil Gubernur selesai, ia terus berkontribusi dalam upaya pembangunan Aceh melalui Partai Aceh yang ia pimpin.
Shadiq mengatakan bahwa masyarakat Aceh Singkil menghargai kontribusi Mualem, terutama dalam sektor pembangunan dan pendidikan.
“Mualem selalu berusaha hadir untuk masyarakat. Beliau tidak hanya berjuang di masa konflik, tetapi juga berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh setelahnya,” ujar Shadiq.
Ia menambahkan bahwa kontribusi Mualem dalam bidang sosial kerap kali mendapat sambutan positif dari warga Singkil, yang merasa diperhatikan oleh sosok pemimpin yang memiliki akar perjuangan kuat.
“Sebagai wilayah yang berada di ujung selatan Aceh, Aceh Singkil sering kali merasa terpinggirkan. Kami berharap para tokoh seperti Mualem bisa terus mendorong perubahan yang nyata dan merata di seluruh Aceh,” pungkasnya.