Penghentian Debat Ketiga Sudah Tepat, Aryos: Sense of Security
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Pengamat Politik dan Keamanan Aryos Nivada. Foto: dok Dialeksis
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pengamat Politik dan Keamanan Aryos Nivada menilai langkah Komisi Pemilihan Independen (KIP) Aceh menghentikan debat publik usai ricuh dinilai tepat karena mengedepankan keamanan.
“Itu namanya KIP Aceh punya sense of security. Ingat keamanan, dalam hal tertentu harus lebih diutamakan dari debat yang merupakan salah satu metode kampanye,” sebut Aryos Nivada, Rabu (20/11).
Aryos melihat pihak KIP Aceh sudah melakukan langkah-langkah koordinasi dengan masing-masing pasangan calon dan tim pememenangan, namun tidak ditemukan kesepakatan.
“Mungkin, karena suasana makin memanas maka KIP Aceh memutuskan untuk menghentikan debat publik,” sebut Aryos.
Aryos menyebut tidak ada yang perlu disalahkan apalagi dibesar-besarkan atas kejadian yang berlangsung di Hotel The Pade, Aceh Besar, pada Selasa (19/11/2024) malam.
Kecurigaan pendukung Paslon 02 wajar saja karena ekspektasi mereka agar debat publik berlangsung secara fair. Begitu juga dengan pendukung Paslon 01, sangat wajar menggunakan peralatan penangkap suara agar hasil debat dapat diolah menjadi konten di media sosial.
“Yang tidak wajar adalah membiarkan kericuhan yang dapat menimbulkan kerusahan. Dengan begitu, ikhtiar KIP Aceh sudah tepat,” sebutnya.
Awalnya debat sempat berjalan aman dan lancar. Debat Pilgub Aceh ini dihadiri oleh pasangan nomor urut 1 Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi dan pasangan nomor urut 2 Muzakir Manaf dan Fadhullah.
Moderator mempersilahkan masing-masing pasangan calon untuk menyampaikan visi dan misi. Visi misi awalnya disampaikan oleh paslon nomor urut 2 Muzakir Manaf dan Fadhullah.
Namun ketika paslon nomor urut 1 Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi menyampaikan visi dan misi terjadi protes. Pendukung Muzakir Manaf alias Mualem menyampaikan sikap protes karena diduga Bustami Hamzah menggunakan alat bantu komunikasi, yang berujung protes dan ricuh. []