Pilkada Bersih dan Adil, SEMMI Aceh Tamiang Serukan Perlawanan Terhadap Politik Uang
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Muhammad Irfan Zikri, mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sains Cut Nyak Dien Langsa yang juga menjabat sebagai Ketua SEMMI Aceh Tamiang. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Muhammad Irfan Zikri, mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sains Cut Nyak Dien Langsa yang juga menjabat sebagai Ketua SEMMI Aceh Tamiang, mengajak masyarakat untuk bersatu menolak praktik politik uang pada Pilkada 2024 yang akan datang.
Menurut Irfan, partisipasi masyarakat dalam melawan politik uang adalah kunci untuk memastikan terpilihnya pemimpin yang berkualitas dan berintegritas.
"Politik uang harus kita lawan dengan segala cara agar kita bisa melahirkan pemimpin yang baik," ujar Irfan dengan tegas.
"Kita ingin Pilkada di Aceh Tamiang berlangsung bersih, jujur, dan adil sehingga nantinya bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Aceh," tambahnya.
Pernyataan ini menjadi seruan penting, mengingat praktik politik uang masih menjadi ancaman dalam proses demokrasi di tingkat daerah.
Irfan juga menekankan pentingnya peran aktif Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslih) dalam menindak segala bentuk pelanggaran, terutama yang terkait dengan politik uang.
"Kami berharap penyelenggara Pemilu, khususnya Panwaslih, lebih tegas dalam menindak pelanggaran. Tanpa ketegasan, kita akan sulit mendapatkan hasil Pilkada yang benar-benar adil," ungkapnya.
Irfan percaya bahwa komitmen dan ketegasan dari pihak pengawas dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap proses Pemilu.
Selain itu, ia turut menyoroti peran partai politik dalam memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Irfan mengingatkan, bahwa partai politik tidak seharusnya membiarkan, apalagi mendukung, adanya praktik politik uang yang hanya akan merugikan masa depan bangsa.
“Berikan contoh yang baik. Jangan memberi contoh buruk dengan membiarkan politik uang. Ini sangat berbahaya bagi masa depan bangsa,” tegas Irfan, seraya menambahkan bahwa partai politik harus bertanggung jawab dalam menanamkan kesadaran memilih pemimpin yang memiliki kualitas dan integritas tinggi.
Pilkada 2024 mendatang dianggap sebagai ajang demokrasi terbesar yang akan melibatkan berbagai pihak, dari partai politik hingga masyarakat umum.
Irfan berharap agar seluruh tahapan Pemilu dapat berjalan dengan lancar, aman, dan damai. Menurutnya, semangat kebersamaan untuk mewujudkan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (LUBER JURDIL) harus senantiasa dijaga.
"Semangat ini perlu diwujudkan melalui Deklarasi Pemilu Damai," ujar Irfan.
Deklarasi tersebut, lanjutnya, ditujukan untuk mengajak seluruh partai politik, pasangan calon, para pendukung, organisasi masyarakat, tokoh agama, adat, dan seluruh elemen masyarakat agar berkomitmen menjaga suasana Pilkada yang damai dan kondusif.
Irfan juga berharap agar deklarasi ini tidak sekadar menjadi formalitas, tetapi benar-benar diwujudkan dalam tindakan nyata selama tahapan Pilkada berlangsung.
Dalam pandangan Irfan, Pilkada bukan hanya sekadar memilih pemimpin, melainkan momentum untuk memperbaiki tatanan demokrasi yang lebih bersih. Melalui penolakan terhadap politik uang dan komitmen semua pihak dalam menjaga integritas proses Pemilu, ia berharap Aceh Tamiang bisa menjadi pionir perubahan yang menginspirasi daerah-daerah lain di Indonesia.
Di akhir wawancara, Irfan mengingatkan kembali akan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan kapasitas dan integritas, bukan karena faktor uang.
“Pemilu ini adalah kesempatan kita untuk menentukan arah daerah kita. Jangan biarkan praktik politik uang merusak kesempatan tersebut,” tutupnya. [nh]