Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi menetapkan H. Mohamad Sohibul Iman, Ph.D. sebagai Ketua Majelis Syura dan Dr. H. Almuzzammil Yusuf sebagai Presiden PKS periode 2025-2030. Keputusan ini diambil dalam Musyawarah I Majelis Syura yang digelar pada Selasa-Rabu (3-4/6/2025). [Foto: pks.id]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi menetapkan H. Mohamad Sohibul Iman, Ph.D. sebagai Ketua Majelis Syura dan Dr. H. Almuzzammil Yusuf sebagai Presiden PKS periode 2025-2030. Keputusan ini diambil dalam Musyawarah I Majelis Syura yang digelar pada Selasa-Rabu (3-4/6/2025).
Penetapan kepemimpinan baru ini dilakukan melalui proses musyawarah mufakat oleh Anggota Majelis Syura yang baru saja terpilih melalui mekanisme e-voting pada 31 Mei 2025. Para anggota Majelis Syura kemudian bersidang untuk menetapkan susunan Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS untuk lima tahun ke depan.
Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid, menyampaikan bahwa proses pemilihan berlangsung khidmat dan mengedepankan semangat kolektif.
“Alhamdulillah, Musyawarah I Majelis Syura berjalan lancar dan penuh semangat kebersamaan. Pemilihan ini mencerminkan semangat kolektif dan demokrasi yang menjadi napas utama suksesi kepemimpinan di PKS,” ujar Kholid dalam keterangannya, Rabu (4/6/2025).
Menurut Kholid, kepemimpinan baru berkomitmen untuk melanjutkan agenda pelayanan, pemberdayaan, dan pembelaan terhadap masyarakat.
Berikut adalah struktur lengkap Dewan Pimpinan Tingkat Pusat PKS masa bakti 2025“2030:
1. Ketua Majelis Syura: H. Mohamad Sohibul Iman, Ph.D.
2. Wakil Ketua Majelis Syura: H. Ahmad Syaikhu, S.Ak., MM; Drs. H. Suharna Surapranata, MT; KH. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Lc.
3. Sekretaris Majelis Syura: Dr. Ir. Suswono, MMA.
4. Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP): Dr. H. Mulyanto, M. Eng.
5. Presiden PKS: Dr. H. Almuzzammil Yusuf, M.Si.
6. Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP): Dr. KH. Muslih Abdul Karim, MA.
Kepemimpinan baru ini diharapkan mampu membawa kesinambungan sekaligus pembaruan dalam arah perjuangan politik PKS menghadapi tantangan nasional ke depan. [*]
Sebelumnya
