Jum`at, 10 Oktober 2025
Beranda / Politik dan Hukum / Polisi Diminta Usut Tuntas Motif di Balik Aksi Penistaan Agama oleh Akun Tersadarkan5758

Polisi Diminta Usut Tuntas Motif di Balik Aksi Penistaan Agama oleh Akun Tersadarkan5758

Kamis, 09 Oktober 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Alumni Dayah Aceh (PB IMADA), Rozy Munawir. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Alumni Dayah Aceh (PB IMADA), Rozy Munawir, menyatakan bahwa pihaknya mengecam keras segala bentuk penistaan terhadap agama, terlebih lagi terhadap agama Islam yang merupakan jantung kehidupan masyarakat Aceh.

“Pandangan dari PB IMADA, kami sangat mengecam segala bentuk penistaan agama, apalagi yang menyangkut dengan agama kita sendiri. Kami sangat menyayangkan hal-hal seperti ini masih terjadi di masyarakat kita,” ujar Rozy kepada media dialeksis.com, Kamis (9/10/2025) di Banda Aceh.

Sebelumnya akun TikTok bernama @tersadarkan5758 milik seorang pria asal Aceh, Putra Muslem Mahmud, yang diduga secara terbuka menghina ajaran Islam melalui sejumlah unggahan provokatif di media sosial.

Dalam video yang kini viral, pria tersebut diduga menyindir Nabi Muhammad SAW dan mengejek Ka’bah, tempat suci umat Islam di Mekkah, dengan bahasa yang dianggap melecehkan dan melukai perasaan umat Islam. Aksi tersebut sontak menuai kecaman luas, tidak hanya dari masyarakat, tetapi juga dari kalangan organisasi keagamaan dan kepemudaan di Aceh.

Menurut Rozy, tindakan seperti yang dilakukan oleh akun tersebut tidak bisa dianggap remeh karena berpotensi memecah persatuan umat dan menimbulkan keresahan sosial.

Ia menilai, di balik fenomena penistaan agama di media sosial, ada faktor-faktor pendukung yang perlu diselidiki secara mendalam oleh aparat penegak hukum.

“Hal seperti ini pasti ada faktor pendukung yang membuat pelaku melakukan penistaan agama. Bisa jadi karena kurangnya pemahaman agama, pengaruh lingkungan, atau bahkan provokasi pihak tertentu. Maka perlu diusut tuntas agar tidak terulang lagi,” tegasnya.

PB IMADA, lanjut Rozy, menyerukan kepada seluruh masyarakat Aceh agar tidak terprovokasi, namun tetap menuntut keadilan secara hukum.

Ia juga mengingatkan pentingnya peran pemerintah dan ulama dalam memperkuat literasi digital dan keagamaan di tengah generasi muda.

“Media sosial hari ini bisa menjadi sarana kebaikan, tapi juga bisa berubah menjadi alat perusak moral jika disalahgunakan. Kami berharap pemerintah dan lembaga keagamaan lebih aktif memberikan edukasi digital dan pemahaman agama yang kuat kepada masyarakat, khususnya anak muda,” tambahnya.

Rozy juga mengajak generasi muda Aceh untuk bijak bermedia sosial dan tidak meniru perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. Baginya, menjaga kesucian agama bukan hanya tanggung jawab ulama, tetapi juga kewajiban moral setiap umat Islam.

“Kita semua harus menjaga marwah Aceh sebagai daerah yang dikenal religius dan berlandaskan syariat Islam. Jangan biarkan segelintir oknum merusak citra dan nilai luhur yang telah diwariskan oleh para ulama kita,” tutupnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
bank aceh