Suara Pinggiran, Kunci Kemenangan Pilkada Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Aduwina Pakeh, M.Sc, Dosen FISIP Universitas Teuku Umar (UTU). Foto: Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Jangan remehkan suara dari pinggiran. Pesan ini bergaung keras dari seorang pengamat politik Aceh menjelang pertarungan dua pasangan calon di arena Pilkada 2024. Wilayah pantai barat selatan dan tengah tenggara Aceh, yang kerap luput dari sorotan, kini menjadi penentu yang tak bisa diabaikan.
"Ini bukan sekadar pertaruhan angka, tapi juga tentang merajut kembali kain keberagaman Aceh," ujar Aduwina Pakeh, M.Sc, Dosen FISIP Universitas Teuku Umar (UTU), melalui tanggapannya kepada Dialeksis, Sabtu (28/9/2024).
Aduwina memperingatkan pasangan Muzakir Manaf/Fadhullah dan Bustami Hamzah/Fadhil Rahmi untuk tidak terjebak dalam pandangan sempit politik perkotaan.
"Mereka yang mengabaikan suara pinggiran bisa saja tergelincir di garis finish," tegasnya.
Dalam analisisnya, Aduwina menyoroti peran strategis dua wilayah yang sering terpinggirkan ini. "Bayangkan, wilayah ini bukan hanya pundi suara, tapi juga cermin utuh keragaman Aceh. Siapa yang mampu memahami ini, dia yang akan menguasai panggung," jelasnya dengan nada meyakinkan.
Menariknya, akademisi ini melihat potensi lebih dari sekadar kemenangan elektoral. "Jika dikelola dengan bijak, suara dari dua wilayah ini bisa menjadi perekat persatuan Aceh yang selama ini rapuh," tambahnya.
Pilkada Aceh 2024 menurut Aduwina kini memasuki babak baru. Bukan lagi sekadar adu popularitas di pusat kota, tapi juga kemampuan untuk merangkul keragaman hingga ke sudut-sudut terpencil provinsi. Pengamat menilai, strategi kampanye yang tepat di wilayah pantai barat selatan dan tengah tenggara bisa menjadi kunci pembuka peti kemenangan.
Sementara itu katanya dua paslon sibuk merebut hati pemilih, Aceh seolah menanti: akankah sang pemenang nantinya mampu menyatukan yang selama ini tercerai, atau justru kian memperlebar jurang perbedaan? Jawaban atas pertanyaan ini mungkin tersembunyi di balik suara-suara yang selama ini terabaikan.