Senin, 01 September 2025
Beranda / Politik dan Hukum / Teuku Kemal Fasya: Aksi Demonstrasi Dipicu Borjuisme Dewan dan Pragmatisme Partai Politik

Teuku Kemal Fasya: Aksi Demonstrasi Dipicu Borjuisme Dewan dan Pragmatisme Partai Politik

Minggu, 31 Agustus 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Teuku Kemal Fasya Dosen FISIP Universitas Malikussaleh (Unimal). Foto: Bustami Ibrahim


DIALEKSIS.COM | Nasional - Dosen FISIP Universitas Malikussaleh (Unimal), Teuku Kemal Fasya, menilai aksi demonstrasi yang berlangsung selama sepekan terakhir merupakan akumulasi kekecewaan publik terhadap perilaku elit politik di Senayan. Menurutnya, ada dua faktor utama yang memicu gelombang protes tersebut, yakni borjuisme anggota dewan dan pragmatisme partai politik.

“Aksi demonstrasi yang telah berlangsung seminggu ini memang berpuncak pada dua hal, pertama borjuisme anggota Dewan dan kedua, pragmatisme partai politik. Keduanya memberikan insentif pada pengeroposan demokrasi Indonesia,” kata Kemal Fasya kepada wartawan Dialeksis, Minggu (31/8/2025).

Ia menjelaskan, gejala borjuisme Dewan Perwakilan Rakyat sebenarnya telah terlihat lama, bahkan sejak tiga periode pemilu terakhir. Kondisi ini, lanjutnya, mencapai puncak pada Pemilu 2024 yang menghasilkan anggota dewan “niretika” dengan kualitas demokrasi yang melemah.

“Ungkapan Sahroni, Uya Kuya, dan Adies Kadir, serta perilaku Eko adalah representasi badut dewan. Mereka tidak memiliki integritas politik, tapi punya kapasitas hedonisme tak terbatas,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kemal menepis analisis yang menyebut adanya skenario luar dalam gejolak aksi protes belakangan ini. Menurutnya, anggapan tersebut terlalu dibuat-buat dan hanya mencari kambing hitam.

“Jika saja Presiden Prabowo tidak menyetujui perubahan tunjangan Dewan, dan tidak ada orkestra joget-joget di parlemen, termasuk tidak ada kasus pelindasan driver ojek online oleh polisi, maka aksi marah publik tidak akan terjadi,” ungkapnya.

Kemal menilai, Presiden Prabowo Subianto harus segera mengambil langkah struktural untuk meredam eskalasi yang berkembang. Ia mengingatkan bahwa isu yang bergulir telah mengarah pada delegitimasi kepemimpinan presiden.

“Prabowo harus ambil kebijakan struktural karena ini sudah mengarah pada delegitimasi dia sebagai Presiden,” pungkasnya Kemal mantan aktivis 98. 

Keyword:


Editor :
Redaksi

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
17 Augustus - depot
sekwan - polda
damai -esdm
bpka