Honor Bimtek Cair dan Atribut Terdistribusi, LO: Terima Kasih PB SDM PON Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Liaison Officer sedang berfoto dengan atlet yang didampinginya. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Setelah lama dinantikan, para Liaison Officer (LO) yang terlibat dalam kesuksesan pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut akhirnya bisa bernapas lega.
Honor yang mereka nanti-nantikan kini telah resmi dicairkan, bersamaan dengan distribusi atribut yang selama ini dinantikan.
Kabar baik ini disambut dengan antusias oleh para LO yang sebelumnya sempat merasa kecewa dan kehilangan semangat.
Furqan, salah satu LO VIP yang bertugas untuk kontingen Kalimantan Utara, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Ketua Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) PB PON XXI Aceh-Sumut, Marthunis, ST., D.E.A.
"Kami, para LO, ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pak Marthunis yang sudah mencairkan honor bimtek kami dan membagikan atribut LO. Ini sangat berarti bagi kami, terutama setelah sekian lama kami menunggu kepastian," ujar Furqan kepada Dialeksis.com, Sabtu (14/9/2024).
Furqan juga mengakui bahwa sebelum pencairan honor ini, ia dan rekan-rekannya sempat merasakan kebingungan dan kehilangan semangat.
Pasalnya, mereka sudah menghabiskan banyak biaya dan waktu, bahkan bolak-balik dari kampung hanya untuk mengikuti Bimtek tanpa ada kejelasan terkait honor maupun distribusi atribut.
"Kami sudah banyak berkorban, tapi pekerjaan terasa tidak jelas karena atribut yang seharusnya kami terima tak kunjung diberikan. Rasanya seolah apa yang sudah kami lakukan tak dihargai," tambahnya.
Namun, dengan pencairan honor dan distribusi atribut yang akhirnya terlaksana, semangat para LO kembali bangkit.
Furqan mengaku bahwa ia kini lebih termotivasi untuk bekerja keras demi menyukseskan PON XXI, khususnya di wilayah Aceh.
"Dengan adanya kepastian ini, kami semua siap untuk bekerja lebih semangat lagi. Kami ingin memberikan yang terbaik bagi PON dan juga mendukung penuh kontingen Kalimantan Utara yang kami tangani," ucapnya.
PON XXI Aceh-Sumut menjadi ajang olahraga terbesar yang diharapkan dapat mengangkat nama Aceh dan Sumut sebagai tuan rumah yang mampu menyelenggarakan event olahraga nasional dengan sukses.
Para LO memegang peranan penting dalam menghubungkan kontingen dengan panitia penyelenggara, memastikan kelancaran koordinasi di lapangan.
Sementara itu, Ketua Bidang SDM PB PON XXI Aceh-Sumut, Marthunis, ST., D.E.A., memberikan tanggapan singkat ketika dihubungi oleh media Dialeksis.com terkait pencairan honor dan distribusi atribut ini.
"Baik, sama-sama," jawabnya singkat.
Meski begitu, langkah cepat yang diambil oleh Marthunis dalam mencairkan honor Bimtek ini memberikan dampak positif bagi para LO.
Keputusan ini tidak hanya menambah semangat mereka, tetapi juga menunjukkan komitmen PB PON XXI Aceh-Sumut untuk mendukung petugas lapangan yang menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan PON.
Sebelumnya, para LO, Volunteer (VO), dan Workforce (WF) yang terlibat dalam Bimtek PON XXI di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar sempat mengeluhkan keterlambatan pencairan honor.
Kegiatan Bimtek yang berlangsung sejak 18 Agustus 2024 tersebut diikuti dengan janji honor sebesar Rp200.000 per orang.
Namun, hingga beberapa minggu kemudian, honor tersebut belum juga cair, meski para peserta sudah menandatangani berkas administrasi yang diperlukan.
Keterlambatan ini menimbulkan keresahan di kalangan LO, yang merasa bahwa usaha dan pengorbanan mereka tidak dihargai.
"Kami sudah menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk mengikuti Bimtek, tapi sampai sekarang honor tidak kunjung dibayar. Padahal kami sudah menyelesaikan tugas sesuai instruksi," keluh salah satu LO.
Selain masalah honor, distribusi atribut juga menjadi isu yang memicu kekecewaan. Beberapa LO melaporkan adanya ketidakmerataan dalam pembagian atribut.
Di wilayah Aceh Timur dan Aceh Tengah, misalnya, para LO menerima paket atribut yang lengkap, terdiri dari tiga kaos, totebag, topi, ID card, celana, tas ransel, tas selempang, sepatu, jaket, dan handuk.
Sebaliknya, LO di Pidie hanya menerima satu kaos dan totebag, sementara LO di Banda Aceh dan Aceh Besar hanya menerima jaket tanpa kaos maupun totebag.
Perbedaan ini menimbulkan pertanyaan di kalangan para LO. "Mengapa ada ketidakadilan dalam pembagian atribut? Kami semua bekerja keras, tapi kenapa ada yang mendapatkan lebih banyak dari yang lain?" ujar seorang LO dari Banda Aceh yang enggan disebutkan namanya. [nh]