Rabu, 29 Oktober 2025
Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Disbudpar Aceh Gelar Pameran Temporer “Dari Reruntuhan Tumbuh Harapan” di Museum Tsunami

Disbudpar Aceh Gelar Pameran Temporer “Dari Reruntuhan Tumbuh Harapan” di Museum Tsunami

Senin, 27 Oktober 2025 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Dedy Yuswadi resmi membuka pameran temporer bertajuk “Dari Reruntuhan Tumbuh Harapan” di Museum Tsunami Aceh yang menampilkan 59 karya foto dokumenter hasil bidikan Fotografer Tsunami, Frans Dellian. [Foto: Humas Disbudpar Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh resmi membuka pameran temporer bertajuk “Dari Reruntuhan Tumbuh Harapan” di Museum Tsunami Aceh. Pameran yang berlangsung hingga 2 November 2025 ini menampilkan 59 karya foto dokumenter hasil bidikan Fotografer Tsunami, Frans Dellian.

Foto-foto tersebut merekam perjalanan masyarakat Aceh sejak detik-detik bencana tsunami 2004, proses evakuasi, hingga masa pemulihan dan kebangkitan sosial. Sebagian besar koleksi yang dipamerkan merupakan dokumentasi baru yang belum pernah ditampilkan sebelumnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Dedy Yuswadi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Frans Dellian atas kontribusinya dalam mengabadikan peristiwa bersejarah tersebut.

“Pameran ini bukan sekadar kumpulan gambar, tetapi catatan perjalanan jiwa. Setiap bidikan kamera menceritakan dua hal yang tak terpisahkan: ujian dan harapan baru dari satu musibah,” ujar Dedy, Senin (27/10/2025).

Ia menegaskan, pameran ini memiliki nilai strategis dalam memperkuat identitas Aceh, bukan hanya sebagai daerah yang pernah menjadi episentrum bencana, tetapi juga sebagai simbol ketangguhan dan perdamaian.

“Museum Tsunami dan karya-karya seperti ini adalah bagian dari wisata sejarah yang mendidik, menginspirasi, dan menyentuh hati. Momentum ini menjadi refleksi untuk selalu bersyukur sekaligus pemantik semangat membangun Aceh yang kita cintai,” tambahnya.

Sementara itu, Frans Dellian menjelaskan bahwa karya yang ditampilkan terbagi dalam beberapa tema, mulai dari detik-detik terjadinya tsunami, kondisi Banda Aceh pascagempa, hingga momen kebangkitan seperti apel perdana ASN Pemerintah Aceh dan kembalinya jemaah haji kloter pertama.

“Pameran ini kami dedikasikan sebagai refleksi perjalanan Aceh dari masa kelam menuju masa penuh harapan. Dari reruntuhan, kita membuktikan kepada dunia bahwa harapan itu tidak pernah mati,” ungkapnya.

Pameran ini diharapkan menjadi media refleksi, edukasi, sekaligus pengingat pentingnya ketangguhan, solidaritas, dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, khususnya bagi generasi muda Aceh. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI