Gayo harus Memiliki Branding Pariwisata
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Takengon- Negeri yang penuh pesona dalam pelukan gunung di Aceh, namanya sudah dikenal, bahkan sampai ke manca negara. Bukan hanya karena kualitas kopi arabika yang diminati dunia, namun karena alamnya laksana surga.
Sayangnya, negeri dengan hamparan kopi dan danau Lut Tawar dalam buaian pinus ini belum memiliki branding wisata. Bila daerah lain sudah memili logo dan semboyan daerah wisata, Gayo Lut ternyata belum ada.
Aceh misalnya, I like of Aceh dengan logo khas huruf A dengan kubah masjid. Branding wisata cahaya Aceh ini menandakan Aceh sebagai daerah Islami.
Untuk mendapatkan logo wisata dengan semboyan yang elegen, pihak Dispora Aceh Tengah menyelenggarakan lomba desain logo branding pariwisata. Lomba ini khusus bagi masyarakat Aceh Tengah yang dibuktikan dengan KTP.
Menurut panitia lomba desain branding pariwisata Aceh Tengah, Edy Putra Kelana, menyebutkan, branding ini harus bertemakan tentang ciri khas adat istiadat Gayo. Mereka yang masuk nominasi tiga besar, pihak panitia khusus mengujinya dalam sebuah persentasi.
"Untuk itu peserta selain melampirkan karyanya yang orisinil, juga mampu memahami dan mempersentasikan karya yang mereka buat. Pendaftaranya akan dimulai 24 Juni- 29 Juni 2019, di kantor Dispora Aceh Tengah," jelas Edy Putra Kelana.
Tehnikal metting akan dilaksanakan pada 1 Juli 2019, sementara hasil karya harus dikumpulkan sejak 2 sampai 13 Juli 2019.
"Kepada pemenang, panitia menyediakan hadiah Rp 7 juta (untuk tiga nominasi), serta karya yang masuk tiga nominasi menjadi milik Pemda Aceh Tengah," tambah Siswandi (Wandi Gajo) panitia lainya.
Branding wisata ini nantinya akan dilaunchingkan dalam Agustus 2019, saat dilangsungkan event rakyat, atau saat merayakan HUT RI. "Kita doakan branding wisata untuk Aceh Tengah segera kita miliki, sehingga menjadi hak paten daerah," tambah Jumadil Enka, Kadis Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Aceh Tengah. (rel)