DIALEKSIS.COM |  Sabang- Perhelatan Sabang Jazz Festival yang telah tiga digelar di kota Sabang sejak tahun 2012 silam, diharapkan dapat menjadi agenda tahunan pemerintah setempat.

Harapan tersebut diutarakan kepala bidang bahasa dan Seni, dinas kebudayaan dan pariwisata Provinsi Aceh, Dra. Keumalawati, Saat diwawancarai RRI di sela kegiatan yang berlangsung pada 28- 29 Juli kemarin.

Menurut Keumala, perhelatan Sabang Jazz pertama digelar pada desember 2012 dan Sabang Jazz ke dua tahun 2014 lalu, merupakan hajat dari pihak kementerian, sedangkan Sabang Jazz ke tiga kali ini diselenggarakan pihaknya, yakni Disbudpar provinsi Aceh.

"Ini kan lanjutan yang sudah pernah ada, beberapa tahun lalu yang dibiayai kementrian. Ini harus diteruskan. Kali ini oleh kita sendiri Disbudpar Aceh. Provinsi berharap kedepan Sabang sendiri yang akan membuat even ini. Karena ini butuh untuk anak- anak muda kita," ujar Keumala, Minggu (30/7/2018).

Menurut Keumala, musik jazz merupakan musik yang sudah mendunia, untuk itu perhatian dari pemerintah dalam mengambangkan generasi muda khususnya di Aceh dan Sabang melalui musik jazz perlu dilakukan, dengan harapan generasi muda Aceh akan mampu membawa nama Aceh ke dunia musik internasional.

"Musik Jazz merupakan musik yang sudah mendunia. Jadi wajar kita juga membawa generasi muda kita itu mendunia melalui musik Jazz".

Seperti diketahui, Sabang Jazz Festival tahun 2018 ini, diselenggrakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, terhitung 28- 29 Juli 2018, yang turut dimeriahkan dengan penampilan Band Lokal From Zero dan The Budies, persembahan tari kreasi oleh Kana art, penampilan musik kolaborasi Komunitas Drumer Aceh (KODA), Aceh Jazz Forum, penampilan gitaris Jazz Agam Hamzah (Ligro Band), serta bintang tamu asal Bandung, 4 Peniti band. (KBRN/RRI)