Parade Kebaya Nusantara 2024, Prof Marniati Pamerkan Kebaya Tenun Aceh
Font: Ukuran: - +
Ratusan perempuan berparade mengenakan kebaya di lokasi Car Free Day Banda Aceh, Jalan Tgk Moh Abu Daud Beureueh, Kecamatan Kuta Alam, Minggu, 21 Juli 2024. Foto: IST
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ratusan perempuan berparade mengenakan kebaya di lokasi Car Free Day Banda Aceh, Jalan Tgk Moh Abu Daud Beureueh, Kecamatan Kuta Alam, Minggu, 21 Juli 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada tanggal 24 Juli, sesuai dengan Keppres No. 19 Tahun 2023.
Parade Kebaya Nusantara 2024 yang berlangsung di Banda Aceh diprakarsai oleh Perempuan Indonesia Maju Mandiri (PIMM) Aceh.
Ketua PIMM Aceh, Prof. Adjunct Dr. Marniati, S.E., M.Kes., menjelaskan bahwa kegiatan ini selain memperingati Hari Kebaya Nasional juga bertujuan mempromosikan kebaya Indonesia agar diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
"Kebaya Nusantara ini harus bisa dilestarikan dan menjadi kebaya yang diakui di tingkat UNESCO, dan hari ini kita memperkenalkan kebaya tenun Aceh," ujar Prof. Marniati.
Ia menambahkan bahwa Parade Kebaya Nusantara juga merupakan upaya melestarikan budaya Indonesia. Selain itu, parade ini khusus mempromosikan tenun dan batik sulam Aceh yang dibalut dengan kebaya.
"Di balik balutan kebaya ada kekuatan perempuan sebagai pondasi bangsa, yakni sosok ibu yang melahirkan dan membesarkan putra-putri Indonesia," lanjutnya.
"Oleh karena itu, kegiatan ini dapat memantik masyarakat mencintai tenun dan melestarikan budaya Indonesia, tidak hanya untuk perempuan dewasa, namun juga generasi muda," harapnya.
Sementara itu, tokoh perempuan Aceh Dra. Hj. Zulhafah menyambut baik kegiatan ini.
"Apresiasi yang sebesar-besarnya bagi Perempuan Indonesia Maju Mandiri (PIMM) Aceh yang diketuai Prof. Adjunct Dr. Marniati yang menyelenggarakan Parade Kebaya Nusantara kali ini," ungkap Zulhafah.
Menurut Zulhafah, kebaya merupakan peninggalan leluhur nenek moyang yang harus dilestarikan sebagai bangsa Indonesia. "Pemerintah Indonesia telah mendaftarkan Kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO," katanya.
"Sebagai perempuan Indonesia, rasa bangga, cinta, dan memiliki tertanam pada diri kita, dan oleh karena itu mari kita promosikan kebaya Indonesia ke kancah dunia," lanjut Zulhafah.
Ketua panitia Parade Kebaya Nusantara 2024, Pocut Andi Nurul Iskandar, mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang telah berpartisipasi.
"Terima kasih kepada peserta dari Kab. Aceh Besar yang penuh animo ikut serta dalam parade ini dan banyak memberikan perhatian penuh dengan banyak memberikan sponsor hadiah untuk pemenang berkebaya. Terima kasih kepada masyarakat Kota Banda Aceh yang memenuhi Car Free Day hari ini. Ini sungguh luar biasa animo masyarakat yang menyaksikan Parade Kebaya Nusantara 2024," katanya.
Menurut Pocut Andi, peserta parade bukan hanya berasal dari Kota Banda Aceh, tapi juga dari Aceh Besar, Aceh Tengah, dan Kota Lhokseumawe.
"Ini menunjukkan bahwa wanita Aceh sangat antusias dan peduli akan kebaya. Kami berharap kegiatan ini akan menjadi ajang promosi kebaya tenun Aceh ke kancah nasional dan internasional," tutup Zulhafah.