Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Pemugaran Rumah Cut Nyak Dhien, DKA: Hidupkan Sejarah untuk Generasi Muda

Pemugaran Rumah Cut Nyak Dhien, DKA: Hidupkan Sejarah untuk Generasi Muda

Selasa, 14 Januari 2025 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Ketua Dewan Kesenian Aceh (DKA), Dr. Teuku Afifuddin, S.Sn., M.Sn., menyambut baik inisiatif tersebut penataan situs rumah pahlawan nasional Cut Nyak Dhien. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) memulai langkah pemugaran dan penataan situs bersejarah rumah Cut Nyak Dhien di Desa Lampisang, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar. 

Upaya ini dinilai sebagai langkah strategis untuk mengangkat kembali nilai-nilai sejarah perjuangan Indonesia, khususnya dari Tanah Rencong, sekaligus menjadi sarana edukasi bagi generasi muda.

Merespon upaya Kemenbud tersebut, Ketua Dewan Kesenian Aceh (DKA), Dr. Teuku Afifuddin, S.Sn., M.Sn., menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menilai penataan situs rumah pahlawan nasional Cut Nyak Dhien adalah langkah penting dalam upaya menjaga warisan budaya dan sejarah bangsa.

“Pemugaran ini bukan hanya soal melestarikan fisik bangunan, tetapi juga tentang menghidupkan kembali semangat perjuangan yang dimiliki Cut Nyak Dhien. Situs ini dapat menjadi ruang belajar bagi generasi muda agar lebih mengenal sejarah Aceh dan kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia,” ujar Teuku Afifuddin saat diwawancarai Dialeksis.com, Selasa (14/1/2025).

Menurutnya, revitalisasi situs sejarah seperti ini memiliki makna mendalam, terutama dalam konteks memupuk rasa kebangsaan di kalangan generasi muda yang semakin tergerus arus globalisasi.

“Kita tidak hanya berbicara soal pelestarian sejarah, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai keberanian, kegigihan, dan kecintaan pada tanah air yang diperjuangkan oleh Cut Nyak Dhien. Ini sangat relevan untuk memberikan edukasi yang lebih kontekstual kepada anak-anak muda,” tambahnya.

Teuku Afifuddin juga mendorong Kemenbud dan pemerintah daerah untuk melibatkan masyarakat sekitar dalam pengelolaan situs bersejarah ini. Menurutnya, partisipasi masyarakat lokal tidak hanya akan meningkatkan rasa memiliki, tetapi juga membuka peluang pengembangan ekonomi berbasis wisata sejarah.

“Kami berharap situs ini nantinya dapat menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik. Dengan demikian, selain menjadi pusat pembelajaran sejarah, rumah Cut Nyak Dhien juga bisa membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat,” katanya.

Ia mengingatkan pentingnya mengemas situs sejarah dengan pendekatan kreatif agar lebih menarik perhatian generasi muda. 

“Bisa melalui program seperti pameran, pertunjukan seni tradisional, atau digitalisasi informasi tentang sejarah Cut Nyak Dhien. Dengan begitu, sejarah bisa disampaikan dengan cara yang lebih modern dan relevan,” tutup Teuku Afifuddin. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI