Ragam suku dan budaya bersatu dalam ajang Jambore Nusantara
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Aceh Tenggara - Jambore Nusantara yang dilaksanakan di Desa Ketambe, Kecamatan Ketambe, Aceh Tenggara diikuti kontingen dari 11 provinsi menjadi wadah pemersatu keaneka ragaman suku serta budaya.
Jambore Nusantara yang dilaksanakan dari tanggal 23 sampai dengan 26 Juli 2019 tersebut merupakan ajang pertukaran pembelajaran dalam adat komunitas lokal menentukan cara cerdas dan praktek dalam menghadapi ekologis maupun kelestarian alam.
Jambore Nusantara yang bertemakan "Membuka ruang komunikasi dan informasi antara pemerintah dan masyarakat, sekitar kawasan hutan dalam optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi dan hutan lindung untuk kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat" tersebut dapat dilaksanakan dengan sukses di Aceh Tenggara.
Adapun peserta Jambore Nusantara 2019 terdiri dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Halmahera, Bali, Papua, Marauke, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur dan Aceh yang merupakan tuan rumah dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan yang bertujuan sebagai sarana berbagi pengetahuan, pengalaman, keterampilan serta membentuk jejaring sosial yang solid bagi para pemimpin perempuan dan pemuda dalam mengatasi krisis sosial ekologi serta perubahan iklim di wilayah.
Dalam acara pembukaan pada tanggal 23 Juli 2019 lalu yang turut dihadiri Dirjen KSDAE, Ir. Wiratno, SE. Kepala Taman Nasional Gunung Louser (TNGL) Aceh dan Sumatera, Japri Susufrianto, MM, S.Hut serta sejumlah pejabat Forkopimda Aceh Tenggara tersebut, Wakil Bupati Aceh Tenggara, Bukhari menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh kontingen yang telah mengikuti kegiatan ini.
"Kami sangat menyambut baik dalam kegiatan ini, dimana dapat melahirkan investasi bagi generasi beserta seluruh mitra yang telah mendukung terlaksananya agenda besar ini," ujar Bukhari.
Bukhari menambahkan, pada kegiatan ini juga dapat menumbuh kembangkan keariban lokal dan pertumbuhan jaman dalam pertukaran informasi dari setiap masing-masing daerah.
"Kabupaten Aceh Tenggara merupakan kawasan ekosistem dan keberagaman hayati dan kaya akan potensi alam terutama hutan serta sungai," sebutnya.
"Salah satunya adalah kawasan ekosistem Leuser yang dapat menjadi tempat wisata dan menambah pengetahuan tentang keberagaman hanyati," jelas Wakil Bupati Aceh Tenggara yang dikenal ramah itu.
Bukhari juga memaparkan, Pemkab Aceh Tenggara selama ini terus melakukan program-program guna menjaga dan merawat serta melestarikan berbagai hayati terutama yang terdapat di wilayah Taman Nasional Gunung Louser itu.
"Seperti dengan menempatkan strategi dukungan perencanaan dalam penyelamatan hutan dan lingkungan serta kebencanaan alam secara produktif," paparnya.
Bukhari juga menyampaikan, selain untuk menambah wawasan dan pertukaran informasi di bidang adat istiadad, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam berbangsa.
"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan kepada kita semua agar dapat menjaga dan memupuk persatuan bangsa yang memiliki ragam kebhinekaan," tandas Wakil Bupati Aceh Tenggara, Bukhari. (pd/rel)