Selamat Datang Ramadhan 1439 H / 2018 M
Font: Ukuran: - +
Reporter : Ampuh Devayan
Foto: Kompas
DIALEKSIS.COM - Bulan Ramadhan yang agung diberikan kepada umat Islam agar mendapat ampunan dan rahmat Allah swt. Untuk dapat menjadi orang yang bershaum sesungguhnya, bukan sekadar menahan lapar dan haus, seseorang membutuhkan bekal intelektual dan pengetahuan yang cukup. Memiliki kecerdasan emosional yang memadai agar tetap dapat berjiwa seimbang meski dalam kondisi lapar dan lemah. Karenanya, memasuki gerbang Ramadhan, perlu persiapan fisik dan psikis agar jasad tetap dalam kondisi prima. Ini sangat penting agar menjalankan ibadah menjadi sukacita.
Ramadhan Kariim, Marhaban Ya Ramadhan …kaum muslimin kembali bergembira, setelah sebelas bulan kita mengarungi kehidupan yang penuh warna-warni. Inilah momentum yang tepat bagi kita semua untuk membersihkan diri dari segala dosa yang melekat tanpa kita sadari.
Selamat datang Ramadhan yang penuh berkah yang senantiasa kita nanti dan agungkan. Allah swt berfirman: "Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati." [QS Al-Hajj: 32]
Perlu mempersiapkan diri menyambur Ramadhan. Pertama, harus menyambutnya dengan gembira. Sungguh mengherankan bila ada sebagian kaum muslimin yang justru merasa berat dengan hadirnya Ramadhan, merasa bahwa Ramadhan mengekang segala kebebasan dan kemerdekaannya. Atau ada pula yang merasa biasa-biasa saja, merasa bahwa Ramadhan hanyalah rutinitas belaka, yang datang silih berganti sebagaimana bulan-bulan lainnya. Sikap seperti ini, tentu saja bukan cerminan ketakwaan yang ada dalam hati. Melainkan timbul dari hati yang sakit atau jiwa yang lekat dengan maksiat. Tentu saja kita berlindung dari sikap yang demikian …Naudzu billah tsuma naudzu billah
Tentu, kegembiraan kita bukan sebagaimana kegembiraan anak-anak kecil bila sudah bulan mulia ini, mereka mempunyai waktu banyak untuk bermain bersama teman, bahkan –mungkin saja-gembira karena adanya petasan, dan janji pakaian baru di hari lebaran.
Kegembiraan yang kita maksudkan menyambut bulan mulia itu adalah menjadi momentum menilai diri, menakar amalan selama ini dan berusaha untuk memperbaikinya dengan memperbanyak ibadah dan kebajikan dan kesalehan sosial.
Hadirnya Ramadhan sungguh menjadikan kita untuk membersihkan diri dari segala noda dosa dan kemaksiatan yang tidak kita sadari. Ibaratnya pakaian yang sehari-hari kita pakai, meskipun tidak terkena lumpur atau kotoran yang jelas, tetap saja kita harus mencucinya karena ada debu yang melekat erat.
Momentum, bahwa kita hanya manusia biasa yang tanpa kita sadari terkadang ada hal yang kita lakukan menyebabkan noda kecil dalam hati kita, bisa jadi melalui lisan, pandangan, atau bahkan anggota badan kita. Inilah yang membuat kita bersuka cita karena mendapat kesempatan untuk menyucikan diri dari kita.
Maka marilah kita menjalankan ibadah di dalamnya dengan penuh iman dan pengharapan, serta memperbanyak istighfar, agar benar-benar Ramadhan ini menjadi bulan pengampunan. Bahkan diriwayatkan pula, bagaimana malaikat Jibril as melaknat mereka yang mendapati Ramadhan, tetapi tidak diampuni dosan-dosanya. Semoga ini bisa menjadi cermin bagi kita semua.
Kedua, membuat kita berbahagia karena Ramadhan merupakan bulan musim kebaikan, dimana kita semua menjalankan ibadah dengan penuh semangat, berbondong-bondong dan sungguh terasa lebih ringan.
Inilah yang dijelaskan Rasulullah saw, tentang Ramadhan sebagai musim kebaikan yang menakjubkan: "(Bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, setan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah" (demikian) sampai berakhirnya ramadhan" [HR Ahmad]
Inilah yang menjadikan kita bergembira, karena kebaikan begitu mudah dijalankan. Bersama sama kita lihat di masjid, mushola, bahkan di rumah-rumah kita, bagaimana Ramadhan menyinari kita dengan banyak amal dan kegiatan yang tak putus dan henti-hentinya. Dari mulai pagi hari hingga malam menjelang, bergantian kita melaksanakan amal kebaikan yang begitu beragam.
Ketiga, kita berbahagia karena Ramadhan adalah bulan dimana ukhuwah kita meningkat. Bayangkan saja, bagaimana hari-hari ini dipenuhi dengan banyak pertemuan antar jamaah masjid. Kaum muslimin berkumpul setiap harinya dan merasakan keindahan ukhuwah yang luar biasa. Bahkan bukan hanya di luar rumah, di dalam rumah pun kita menemukan keharmonisan yang bertambah saat Ramadhan tiba.
Banyak kesempatan untuk berkumpul antar anggota keluarga, khususnya saat buka puasa dan sahur menjelang. Ini semua tanpa kita sadari, sungguh membuat hati kita lebih tenteram dan nyaman. Lebih siap untuk menjalani semua aktifitas dan tantangan dalam kehidupan ini.
Keempat, kita bergembira dalam bulan Ramadhan ini karena Allah swt banyak menjanjikan pahala kemuliaan bagi kita semua melalui amal-amal yang ada di dalamnya. Setia amal mempunyai keutamaannya masing-masing. Khususnya kita bergembira karena di dalam Ramadhan ada satu malam yang mulia, yaitu lailatul qadar yang bernilai melebihi seribu bulan. Ini menjadi kesempatan yang sungguh kita impikan, untuk mendapatinya dengan memperbanyak ibadah pada malam tersebut.
Marilah kegembiraan ini kita jadikan sebagai pemicu awal untuk lebih bersemangat dalam mengarungi samudera keberkahan Ramadhan dengan ragam ibadahnya yang mulia. Kita menjalaninya satu persatu dengan ringan penuh suka cita, agar semua yang dijanjikan bisa kita dapatkan dalam Ramadhan ini***