kip lhok
Beranda / Sosok Kita / AHY Energi Pembaharuan Partai Demokrat

AHY Energi Pembaharuan Partai Demokrat

Rabu, 18 Maret 2020 10:16 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM - Buah jatuh tidak jauh dari pohonya. Sang ayah menapaki karir militer hingga pensiun dengan pangkat jenderal. Kemudian berkarir di politik sampai menjabat sebagai presiden di bumi pertiwi selama dua priode.

Sang anak mengikuti jejak ayah. Namun bedanya, walau menjadi lulusan terbaik di akademi militer tahun 2000 dan sudah menyandang pangkat mayor, sang anak justru menanggalkan uniform militer untuk terjun ke dunia politik.

Sang ayah memimpin partai yang didirikanya, Demokrat. Kini giliran sang anak yang akan menakhodai partai bintang berwarna biru ini. AHY begitu dia dipanggil, secara aklamasi calon tunggal ini dipilih menjadi ketua umum partai Demokrat priode 2020-2025, dalam kongres ke V.

Lelaki ini pernah bertugas di Aceh dalam operasi keaman. Siapa sosok Mayor Inf. H. Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., M.P.A. ketua Demokrat ini, sekilas Dialeksis.com mengurai catatan sejarahnya, dikutip dari Wikipedia. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono mantan presiden RI dua priode ini, lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1978.

Dia merupakan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) dan founder AHY Foundation. Sudah berkarir di militer selama 16 tahun. Pangkat lulusan terbaik Akmil 2000 ini mayor dan sudah mendapatkan penghargaan Presiden RI berupa bintang adi makayasa.

Jejak karirnya di militer pernah mengemban tugas operasi pemulihan keamanan di Aceh tahun 2002. Operasi perdamaian PBB di Libanon tahun 2006. AHY juga salah satu pendiri Universitas Pertahanan Indonesia.

Pernah menjabat Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, dibawah Brigif 1/PIK, Kodam Jaya. Tahun 2013 AHY ditugaskan menjadi Dosen Pasca Sarjana, dalam program Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia.

Walau sudah mendapatkan pangkat mayor di bahu, AHY mengikuti suara hatinya. Terjun ke dunia politik, dan harus menanggalkan uniform militer. Dia maju sebagai kandidat Gubernur DKI pada 2016 . AHY diusung Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Keiginanya belum kesampaian. Mulailah dia meniti karir di dunia politik, dipercayakan sebagai Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat, untuk pemenangan Pileg 2019. AHY berhasil memenuhi target 5-10 persen. Keberhasilan itu  membuat dia mendapatkan kepercayaan baru, sebagai wakil ketua Demokrat.

Anak dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Kristiani Herrawati, merupakan lulusan Universitas Harvard bidang Administrasi Publik Amerika Serikat, dia juga alumnus di David J. Brewer School, Leavenworth, Kansas.

Semasa penugasannya di militer sebagai perwira, AHY juga menempuh pendidikan tinggi formal. AHY memiliki tiga gelar pendidikan Master: Master of Science in Strategic Studies di Nanyang Technological University, Singapura pada tahun 2006.

Juga meraih Master in Public Administration dari Harvard University, Amerika Serikat pada tahun 2010, serta Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University Amerika Serikat, meraih predikat Summa Cum Laude pada tahun 2015 dengan IPK 4.0.

AHY juga aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan. Dengan bendera AHY Foundation dan TYI, ketua umum Demokrat ini berkeliling nusantara. Membantu para korban bencana alam, kegiatan donor darah dan penghijauan.

Dia juga aktif menjadi pembicara di forum-forum nasional dan internasional, serta menuangkan pemikirannya dalam tulisan, yang dipublikasikan di berbagai media di tanah iir dan mancanegara.

AHY menikah dengan Annisa Larasati Pohan tahun 2005, dan dikaruniai seorang putri bernama Almira Tunggadewi Yudhoyono.

Penghargaan yang diberikan kepadanya sudah terbilang banyak. Kini dia menjadi “pilot” di Demokrat. Pemilihan secara aklamasi, dan menempatkan AHY sebagai calon tunggal, menandakan Demkorat masih “solid”.

Bagaimana karir AHY kedepanya dalam mengayuh bahtera di Demokrat, apakah dia kelak akan mengikuti jejak sang ayah, memimpin bumi pertiwi selama dua priode. Waktulah yang akan menjawabnya. (Bahtiar Gayo)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda