Ilarius Wibisono, Manusia yang Peduli Aceh Itu Kini Telah Tiada
Font: Ukuran: - +
Reporter : Baga
IIlarius Wibisono. [Foto: Facebook.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Walau bukan berdarah Aceh, namun namanya dikenal di negeri Serambi Mekkah. Dia tokoh LSM yang sudah banyak menyumbangkan karyanya demi kemajuan Aceh. Keihklasannya dalam membangun dan memberikan pencerahan, membuat dia dijadikan orang kepercayaan Pemerintah Aceh.
Namanya masuk dalam tim asistensi Gubernur Aceh. Sejak pada masa kepemimpinan Irwandi Yusuf, hingga Plt Gubernur di jabat Nova Iriansyah, lelaki non muslim ini tetap menjadi orang kepercayaan. Namanya Ilarus Wibisono.
Sebagai LSM khususnya bergerak dibidang lingkungan hidup dan konversi alam, dia diterima masyarakat. Bahkan, Wib, begitu dia akrab disapa menjadikan masyarakat tempat dia melangsungkan kegiatan sebagai bagian hidupnya, dia memanfaatkan masyarakat disekitarnya untuk ikut merasakan manfaat dari sejumlah kegiatannya.
Kini Ilarius Wibisono sudah kembali ke Pencipta. Dia meningalkan banyak kesan untuk Aceh, banyak sudah karya-karyanya di bumi Aceh, bukan hanya sebagai LSM, namun sebagai orang kepercayaan Pemerintah Aceh, dia sudah banyak berbuat.
Ilarus Wibisono juga orang kepercayaan Presiden Jokowi, namanya bukan hanya dikenal di pusat, namun diberbagai negara dia menjadi orang kepercayaan khususnya dalam penanganan proyek lingkungan dan konversi (lembaga nasional dan internasional).
Soal lingkungan dan perubahan Iklim, dia merupakan ahli perubahan Iklim dan manajemen bencana dan penasihat untuk UE dan ASEAN.
Ilarus Wibisono pernah memimpin inisiasi kebijakan pengelolaan hutan lestari di Provinsi Aceh; Memimpin negosiasi REDD+ dan peningkatan kapasitas kepada pemerintah daerah; key person di Sekretariat Gubernur Iklim dan Hutan-Indonesia (GCF).
Wib juga pernah dipercayakan pemangku kepentingan, berpengalaman bekerja sama dengan pembuat kebijakan tingkat tinggi hingga tingkat teknis, baik di tingkat nasional maupun subnasional.
Wibisono merupakan Sarjana Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung. Pengalamannya di Aceh sebagai ahli Pengelolaan Sumber Daya Alam Gubernur Aceh, memberikan saran teknis kepada Pemerintah Aceh tentang isu-isu yang terkait dengan investasi di bidang energi, kehutanan, dan industri terkait pertanian.
Wibisono juga pernah sebagai anggota Satgas Khusus Presiden Jokowi, yang tugasnya memberikan saran teknis dan strategis kepada jajaran menteri untuk mendukung penyampaian agenda Presiden Jokowi, mengidentifikasi dinamika politik lokal terkait mendukung agenda Presiden Jokowi.
Dia juga menjadi Asisten Teknis Kepala Badan Restorasi Gambut, yang tugasnya memberikan layanan teknis perencanaan dan pemetaan tata ruang kepada Badan, memberikan dukungan strategis kepada kepala badan di bidang kebijakan restorasi gambut, perencanaan & pemetaan tata ruang, koordinasi antar pemangku kepentingan.
Wibisono juga masuk dalam tim Review Dokumen Proyek, Kerja sama Pembangunan Jerman GIZ. Spesialis dalam Pengelolaan Penggunaan Lahan dan Perubahan Iklim untuk “Fase II- Formulasi”, proyek yang didanai Uni Eropa.
Dia juga melakukan identifikasi opsi intervensi yang jelas untuk UE di ASEAN dan merumuskan desain terperinci dari proyek-proyek terpilih melalui Identifikasi proyek dan Dokumen Aksi proyek.
Keluaran yang diperlukan Penugasan melaksanakan perumusan Dukungan untuk pengelolaan berkelanjutan lahan gambut ASEAN dan mitigasi risiko kabut asap (Anggaran yang diperkirakan: EUR 20 juta, akan didanai melalui instrumen pendanaan geografis ASEAN).
Wib juga memberikan konsep mengatasi dampak buruk perubahan iklim melalui intervensi di tingkat perkotaan yang juga akan berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan meningkatkan ketahanan iklim dalam jangka panjang. Karena kemampuannya dia dipercayakan sebagai penasihat Pengembangan Proyek, Greenline Care.
Dia dijadikan sebagai pakar Uni Eropa tentang Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana. Serta sejumlah kegiatan lainya yang sudah cukup banyak dilakukannya.
Kinerjanya di Aceh mendapat simpati, bahkan banyak pihak yang mendengar dirinya berpulang, merasa kehilangan. Walau bukan sebagai putra Aceh, berdarah Aceh dan berbeda keyakinan dengan mayoritas masyarakat Aceh, namun Ilarius Wibisono sudah banyak berbuat untuk Aceh. [Baga]