Kabar dari Cilangkap
Font: Ukuran: - +
Salah satu pencapaian puncak reformasi adalah dihapusnya dwifungsi militer. Tentara akhirnya kembali ke barak, serta melempangkan jalan bagi kaum sipil sepenuhnya mengatur negara. Terimakasih kepada senior TNI, para jenderal reformis, yang mendukung total upaya itu. Tanpa "kerelaan" TNI ini barangkali cerita reformasi akan berbeda.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto paham betul perkara ini, dan mengatakan akan terus berjalan di jalur profesionalisme militer. "TNI wajib meningkatkan kualitas profesional, solid, dan netral", demikian kata Panglima TNI saat bertemu para anggota Dewan Pers di Mabes TNI, Cilangkap, pekan lalu.
Menarik bercakap-cakap dengan Marsekal Hadi seputar kebebasan pers dan bagaimana menyikapi ancaman dari dunia siber yang bisa melemahkan pertahanan dan ketahanan bangsa. "Tanpa mencampuri dan mengurangi kebebasan pers, kita bisa bekerja sama dengan menjaga profesionalitas masing-masing, demi kepentingan nasional".
Marsekal Hadi mengatakan dia memasang mata dan telinganya untuk mendeteksi berbagai persoalan yang bisa merusak rasa kebangsaan dan melemahkan persatuan. Dia tumbuh bersama rakyat kecil, dan akan terus berupaya agar TNI dekat dengan rakyat, serta memberikan rasa aman bagi semua. "Saya anak dari seorang sersan," ujarnya.
Tahun ini dan tahun depan adalah tahun politik di mana TNI akan diuji kembali netralitas dan profesionalitasnya. Ada pilkada di tiga daerah penting di Jawa, dan daerah lainnya, plus Pemilu 2019. "Laporkan kalau ada yang tidak netral, kita akan ambil tindakan".
Saya merasa Marsekal Hadi serius dalam soal ini. Dia cuma tersenyum sewaktu ada yang bercanda menanyakan bagaimana caranya menjaga kumis agar tetap cakep dan rapi. Selamat bekerja, Panglima.
Nezar Patria adalah Anggota Dewan Pers