kip lhok
Beranda / Sosok Kita / Muhammad Ichram, Juara Dunia Asal Aceh yang Pernah Jadi Korban Bullying

Muhammad Ichram, Juara Dunia Asal Aceh yang Pernah Jadi Korban Bullying

Rabu, 30 Desember 2020 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni/Akhyar
Muhammad Ichram, Atlet Strongman asal Aceh yang menjadi juara dunia. [Dok. Instagram/coach_iam.mindset]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjadi juara dunia. Itulah pencapaian tertinggi dan mimpi bagi semua orang dalam kompetisi apapun. Lebih membanggakan lagi bila juara itu diraih sebagai yang pertama di Asia.

Itulah yang dirasakan Muhammad Ichram saat ini. Putra Aceh kelahiran kelahiran Bireuen 11 November 1989 ini, dinobatkan sebagai juara 1 dunia Static Monsters Worldwide 2020 sekaligus orang Asia pertama yang meraih gelar tersebut.

The Static Monster Worldwide merupakan kompetisi kekuatan (angkat beban) untuk pria dan wanita di seluruh dunia, dari segala usia dan kelas berat.

Tak cukup sampai di situ, jika ditotal, Ichram kini sudah memenangkan 37 kejuaraan. Termasuk di dalamnya kejuaraan pencak silat, binaraga dan tiga kejuraan Strongman di level internasional.

"Dulu saya pernah terbentur sampai hilang ingatan selama dua bulan, kemudian mengalami gangguan psikologi dan interaksi sosial, sulit berkomunikasi, dan sering di-bully teman-teman di sekolah," buka Ichram menceritakan masa lalunya kepada Dialeksis.com, Rabu (30/12/2020).

Bahkan, lanjutnya, saat sekolah dulu sang juara dunia itu pernah dilempari kertas LKS yang diremas-remas oleh teman-temannya di kelas dan kerap di-bully, walau kondisinya sedang diam.

"Karena gangguan ingatan dan interaksi sosial saya itu, kalau ngumpul bareng teman-teman, kadang nggak dipedulikan bahkan dibully. Apalagi sama teman-teman cewek, kalau kita ngomong, lebih sering diremehkan gitu," kenang Ichram.

"Jadi sampai sehina itu dulu. Habis itu orang-orang terdekat saya juga ikut meremehkan. Akhirnya kondisi itu yang sekarang menjadi salah satu motivasi saya bisa ke dunia olahraga dan alhamdulillah bisa menjadi juara dunia seperti sekarang," tambahnya.

Awalnya coba-coba ke dunia olahraga saat sekolah dulu. Namun ternyata hal itu yang membantu psikologi seorang Ichram menjadi lebih baik dan lama kelamaan menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan olehnya.

"Akhirnya mulailah dari 2013 ikut fitness, awalnya cuma ingin sehat, punya badan bagus. Tapi alhamdulillah, tidak disangka, nggak lama mengarah pada ikut-ikut kompetisi," ungkap Ichram.

"Awalnya belajar fitness dari gerakan-gerakan sederhana yang ada di YouTube. Dulu YouTube kan masih minim sekali ilmunya, nggak kayak sekarang. Memang belajarnya otodidak awalnya, tiba-tiba ada senior di Banda Aceh namanya Bang Ade, karena dilihat bagus mungkin, akhirnya saya diajak dan dibimbing," tambahnya

Berkat kerja keras dan ketekunan seorang Ichram pula, di awal kompetisi ia langsung menjuarai hingga lima kali pertandingan di tingkat nasional.

Di tengah perjalanan, Ichram sempat merambah ke dunia film, pada tahun 2015 ia sempat membintangi film di Malaysia, kemudian memulai berkarir sebagai kantoran hingga pada akhirnya hijrah ke Jakarta.

"Dulu pernah ditabrak, patah kaki, akhirnya pensiun tiga tahun. Singkat cerita, waktu ke Jakarta niatnya kepingin berkarir. Sampai di Jakarta sekitar 2016, ingin main film lagi, tapi ternyata jalannya tidak di situ, kembali lagi ke dunia olahraga, ngajar-ngajar, akhirnya masuk ke Komunitas Strongman," jelas Ichram.

"Di awal ikut tanding tidak bisa sama sekali, karena angkat bebannya 180 Kilogram. Awalnya kita pikir nggak mungkin sebab badan saya kecil, tinggi 166 cm berat 63 Kg pada saat itu. Akhirnya ikutlah kompetisi pertama di Strongman itu. Awalnya nggak menang sama sekali, nggak dapat apa-apa. Kompetisi kedua mulai improvisasi, mulai penyesuaian, mulai adaptasi," tambahnya.

Ichram bercerita, awalnya waktu main strangers team berdua dengan partnernya dari Rusia. "Kebetulan beliau itu sering juara di Rusia pada saat itu, kalau dia orang terkecil di Rusia, kita orang terkecil di Indonesia. Tapi memang dia tinggi, hanya saja dikalangan orang Rusia dia pendek," ungkap Ichram.

"Kita ngelawan (atlet lain) yang tingginya dua meter, alhamdulillahnya kita juara 1. Itu melawan tujuh negara. Awal kisah juara kita di level internasional, waktu itu Agustus 2018," tambahnya.

"Kemudian pada bulan November Ichram mengikuti pertandingan PORA di Aceh. "Akhirnya ikut PORA, menang lagi binaraga yang tadi sempat tiga tahun nggak ikut kompetisi binaraga," ungkapnya.

Selanjutnya, pada tahun 2019 Ichram kembali mengikuti pertandingan melawan lima negara dalam kejuaraan strongman dan kembali meraih juara 1 tingkat internasional.

"Terjun ke dunia strongman awalnya enggak ada niat untuk tanding, karena niat awalnya pengen berkarir ajalah di dunia entertain fitnes mania di tv nasional. Akhirnya tunduk juga karena ego kita orang Aceh sedikit tinggi, kemauan kita keras. Jadi, ada adrenalin ketika kita melihat orang kuat, pengen kuat-kuat juga," cerita Ichram.

Kemudian pada 25 Oktober 2020 Ichram dinobatkan sebagai juara 1 dunia Static Monsters Worldwide. Ia memastikan gelar juara setelah mengalahkan peserta dari 35 negara. Saat itu, Muhammad Ichram mampu mengangkat total beban 340,50 Kg, dengan rincian Loglift 100,50 Kg, dan Deadlift 240 Kg.

"Beberapa hari sebelum tanding sempat cidera. Kebetulan bantalan tulang punggung belakang tinggal satu, sudah cacat kita dari lima tahun yang lalu. Cuma ya akhirnya, kuasa Allah juga. Jadi nggak nyangka bisa juara 1 dunia, padahal dalam kondisi cidera dan tak ada persiapan. Mungkin proses dan ketukunan latihan selama ini yang membuat kita siap," ungkap Ichram.

Ia melanjutkan, menjadi juara dunia menurutnya perlu konsistensi, motivasi dan goals. Banyak yang bercita-cita menjadi juara dunia menurut Ichram, tapi tidak menetapkan tiga poin tersebut yang pada akhirnya menyebabkan kejenuhan dan mudah lelah dalam meraih mimpinya.

"Kalau enggak ada goals, kita mudah merasa lelah dalam dunia olahraga ini. Terus merasa enggak ada prestasi apa-apa, enggak menghasilkan apa-apa. Tapi kalau sudah punya goals yang kuat, kita enggak mikir lagi tuh, pokok jalanin aja prosesnya," ungkap Ichram.

Kemudian perlu mencari lingkungan yang sesuai dengan goals kita. Ini penting sekali. Ketika punya mimpi besar besar tapi salah kadang-kadang, kita akan membangun komunikasi dengan orang-orang yang salah dan tidak membuat kita bertumbuh menjadi lebih baik. Untuk itu, cari komunitas-komunitas yang memang mendukung mimpi kita depan," ungkapnya.

Kini Ichram sedang persiapan mewakili Indonesia dalam ajang Static Monster Worldwide yang akan digelar Columbus, Ohio, Amerika Serikat, pada 24 Juli 2021 mendatang.

"Januari ini mulai fokus persiapan untuk yang di Amerika, mohon doanya semoga bisa memberikan yang terbaik untuk Aceh dan untuk Indonesia dengan kembali meraih juara dunia," tutupnya.

Begitulah perjalan seorang Muhammad Ichram, putra Aceh kelahiran Bireuen yang pernah mengalami gangguan psikologi, sering menjadi korban bullying dan pada akhirnya menjadi kebanggaan Indonesia dengan menjadi juara dunia. Dengan ketekunan, kerja keras dan menghargai proses, siapapun bisa menjadi Ichram. Percayalah!

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda