Sherly Annavita Gadis Melenial Aceh jadi Sorotan Indonesia
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM - Gadis Aceh ini memiliki kemampuan dalam mengupas isi kandungan Al Quran. Tidaklah berlebihan bila Kota Lhoksuemawe mengandalkanya sebagai qariah Syarhil Quran. Dia beberapa kali memenangkan lomba Syarhil di kota gas ini.
Namun bukan hanya kemampuanya dalam Syarhil Quran yang menjadikan gadis kelahiran 12 September 1992 ini menjadi perhatian. Dia kini menjadi perhatian publik ketika dan usai mengikuti Indonesia Laywer Club (ILC) TV One yang dipandu Karni Ilyas.
Namanya Sherly Annavita Rahmi. Wanita ini memiliki segudang prestasi, bukan hanya menjadi duta Indonesia di sejumlah negara, namun dia mampu menulis dan memenangkan perlombaan merangkai kata.
Berbicara dalam bahasa Jepang, dia sudah teruji, dia meraih juara tiga pidato bahasa Jepang yang diselenggarakan Pemda Aceh. Sherly sudah menyelesaikan pendidikan dan meriah gelar Master of Sosial Impact Invesment di Australia dan Bachelor of sosial saince di Universitas Paramida.
Dai melenial Aceh ini menjadi perhatian, ketika dia mendadak jadi sorotan dalam program Indonesia Laywer Club (ILC) TV One semalam, Rabu (21/8/2019). Sherly menjadi pembicara mewakili millenal Influencer.
Dosen paruh waktu ini, pada acara yang dipandu Karni Ilyas, memberikan pandangan mengenai pemindahan ibu kota ke Kalimantan. Sherly menyindir gagasan presiden Jokowi soal pemindahan ibukota.
Sherly mengungkapkan pandangannya terkait rencana pemindahan ibu kota dari perspektif kalangan millenial.
"Sebagaimana kita ketahui pemindahan ibu kota ini bukan wacana baru kata Bang Fadli, ini sudah diwacanakan presiden-presiden sebelumnya," kata Sherly.
"Namun alasan utama Presiden yang sama-sama kita saksikan di awal program ini, setidaknya ada empat hal yang ingin saya highligt bang Karni. Yang pertama alasannya terkait banjir, macet, polusi, dan perataan tanah," sebut gadis kebangaan kota Lhokseumawe ini.
Menurut Sherly, alasan yang disampaikan Jokowi itu justru menohok kapasitasnya sendiri dalam memerintah. "Alasan ini sebenarnya menohok kapasitas Pak Jokowi sendiri dalam memerintah," sebutnya.
Selain itu, peraih juara dua karya tulis "Menjadi Perempuan Muslim Berkarya" di Kendari, Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 ini, juga menyinggung program besar Jokowi saat mencalonkan diri sebagai gubernur hingga Presiden.
"Karena bukankah salah satu program besar Pak Jokowi mencalonkan diri jadi gubernur dan menjadi presiden adalah penanganan semua keruwetan Jakarta yang di dalamnya termasuk banjir, macet, polusi, dan lain-lain," sebut Duta Indonesia ‘International Youth Forum’ di Laguna, Filipina 2012.
"Jadi ketika sekarang beliau menjadikan alasan pindahnya ibu kota ini karena macet, banjir, dan polusi seperti yang tadi sama-sama kita dengar, bukankah sedang mengumumkan kegagalanya," sebut finalis ‘Dai Muda Antv (2012) ini.
Menurut Sherly, Jokowi seolah sedang mengonfirmasikan kegagalannya dalam memenuhi janji kampanye beliau saat Pilgub bahkan Pilpres. Rocky Gerung yang duduk berdampingan Fadli Zon terlihat tertawa setelah Sherly menyampaikan sindiran itu.
Lihatlah jadwal kegiatanya. Mulai dari 20 Agustus sampa ahir Agustus, dia memiliki agenda yang super padat. Mengisi materi di Telkom Universiti Bandung, di Uneversitas Yogyakarta dan Semarang, Bandung dan Surabaya serta Tagerang.
Aceh memiliki pejuang yang memiliki talenta. Di era melenial ini, dari sekian banyak sosok yang muncul, ada juga seorang "Malahayati" yang membuat namanya menjadi pembahasan di level Nasional.