T. Taufiqulhadi Politikus Aceh yang Sukses di Negeri Orang
Font: Ukuran: - +
Reporter : Baga
Taufiqulhadi. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bukanlah pekerjaan mudah menjadi politikus di negeri orang. Apalagi ketika bertarung di perantauan harus berhadapan dengan sejumlah tokoh setempat yang berpengaruh dan disegani. Namun putra Aceh ini berhasil mengukir sejarah, sukses “bertarung” di negeri orang.
Dia sukses dan melanggeng ke Senayan sebagai wakil rakyat daerah pemilih Jawa Timur. Sementara di tanah indatunya, sebelumnya dia dua kali memperebutkan tiket sebagai wakil rakyat. Namun Allah belum mengizinkanya. Ternyata Allah memberinya kemudahan di negeri orang.
Itulah catatan sejarah yang dialami T. Taufiqulhadi, yang kini dipercayakan sebagai ketua DPW NasDem Aceh. Dipundaknya diberikan amanah untuk mengubah perpolitikan Aceh, agar rakyat di Serambi Mekkah menaruh harapan dan simpati pada NasDem.
Sebuah kepercayaan dan pekerjaan yang tidak mudah. Apalagi di Aceh nuansa politiknya berbeda dengan provinsi lain di Indonesia. Di ujung Barat pulau Sumatera ini ada partai lokal yang berpengaruh, sehingga “menyulitkan” partai nasional untuk mendapatkan simpati.
Namun Drs. T. Taufiqulhadi, M.Si sudah mulai merekatkan benang dalam tusukan jarum yang sudah dirajutnya. Dia sudah mulai melakukan sejumlah kegiatan dalam menarik simpati serta pehatian publik di negeri yang pernah diamuk tsunami ini.
Pendekatan secara kekeluargaan yang dilakukan tim NasDem dalam “menyambangi” ulama, sejumlah tokoh Aceh, ternyata menjadi pembicaraan dan perhatian.
Siapa sebenarnya tokoh PPP ini yang kemudian menggunakan perahu NasDem sebagai tambatan hatinya dalam dunia politik. Sekilas Dialeksis.com menukilkan catatan buat lelaki yang sukses menjadi anggota DPR RI dari Jember ini.
Saat bertarung menjadi anggota DPRI RI 2014-2019, dia berhadapan dengan sejumlah tokoh setempat seperti tokoh populis Anang Hermansyah dari PAN dan Arief Wibowo, politisi berpengaruh dari PDI Perjuangan.
Namun berkat kegigihanya, putra Aceh yang menggunakan perahu NasDem di Jawa Timur itu, berhasil mengukir sejarah duduk di Senayan. Sementara di tanah leluhurnya, dia sudah dua kali maju untuk melenggang ke Senayan dari PPP Dapil Aceh 2 pada Pemilu 2004-2009 dan 2009-2014 mengunakan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun dia belum berhasil.
Lekaki berdarah bangsawan Aceh ini (Teuku) merupakan putra Pidie, kelahiran 17 Novembar 1960. Masa kecilnya dihabiskan di Pidie hingga sekolah dasar, sementara sekolah menengah dia lanjutkan di Banda Aceh.
Jember baginya bagaikan kampung kedua, setelah Aceh. Dari sanalah dia mengukir sejarah hingga bisa duduk di Senayan mewakili Jawa Timur pada Pemilu 2014. Dia lama di Jember, menyelesaikan pendidikan di negeri penghasil kopi ini.
Taufiqulhadi menjadi mahasiswa di Jember pada 1982-1986. Ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jember tahun 1982, menjadi Ketua Umum HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol UNEJ tahun 1984 dan terpilih sebagai Ketua Umum HMI Cabang Jember tahun 1986 pada Konfercab ke-10. Karier terakhir di HMI adalah Pengurus Besar HMI periode tahun 1989 - 2000.
Berbekal pengalaman di HMI dan banyaknya teman lama, serta dukungan berbagai pihaknya, ahirnya Taupiqulhadi yang lama menuntut ilmu di Jember, memutuskan untuk maju ke Senayan mewakili Nasdem dari Jember. Dan sukess.
Politikus yang kini kembali ke Aceh membawa bendera Nasdem, pernah menjadi wartawan grup Media Indonesia (1989-2009). Selama menekuni dunia jurnalistik dia telah membuat sejumlah buku, diantaranya “Jerussalem, satu kota tiga Tuhan”.
Buku tersebut merupakan hasil jurnalistiknya ketika bertugas di Palestina sekaligus menjalani pendidikan program jangka pendek empat bulan di Universitas Birzet di Ramallah, pada 1997.
Sebelum di NasDem suami dari Khadijah, perempuan asal Peureulak, AcehTimur ini, pernah menjadi menjadi Wakil Sekjen DPP PPP tahun 2003 - 2009 di bawah kepemimpinan Suryadharma Ali periode pertama.
Pada masa itu ayah tiga anak ini, mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilihan Umum (PEMILU) tahun 2004 untuk Dapil Aceh 2. Namun Allah masih menguji kesabaranya. Pada pada Pemilu 2009 kembali dia mencalonkan diri dari partai yang sama dan dapil yang sama. Kembali Allah menguji kesabaranya.
Kemudian alumnus Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) ini menggunakan jalur kuliahnya untuk mengadu peruntungan ke Senayan dan berhasil, ternyata Jember dan Lumajang telah membuat Taufiqulhadi menjadi wakil rakyat, walau bukan mewakili tanah leluhurnya, Aceh.
Di DPR RI, Taufiqulhadi duduk sebagai anggota Komisi X yang membidangi Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda, Olahraga, dan Perpustakaan. Kemudian usai duduk di Senayan, Taupiqulhadi pernah juga menjabat sebagai staf khusus Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Kini dia dipercayakan sebagai orang nomor satu membawa bendera NasDem. Berbagi upaya sudah dilakukan Taupiqul untuk mendongkrak suara dan simpati rakyat untuk membirukan kepakan NasDem di Aceh.
Sejarah sudah dicatat Taupiqul, sukses di negeri orang, belum tentu sukses di negeri sendiri. Namun berbekal sukses diperantauan, kini Taupiqul kembali ke tanah leluhurnya untuk mengukir sejarah, ikut memoles negeri agar ke depanya semakin berarti. Sejarah apalagi yang akan terukir dari keturunan Teuku ini? *** Bahtiar Gayo