DIALEKSIS.COM | Soki - Takdir manusia sudah tertulis di lauhul mahfudz. Termasuk takdir politik Dr. Safaruddin, S.Sos., M.S.P. Sosok muda, energik, cerdas, serta mengerti agama ini dilantik jadi Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf dalam Rapat Paripurna DPRK, Minggu (17/2/2025) malam. 

Safaruddin hebat. Ia mampu menghantam gelombang rezim dan dinasti politik kuat di Bumoe Breueh Sigupai. Rivalitas dalam Pilkada 2024 tidak bisa dianggap remeh. Lawan kuatnya itu mantan Sekda sekaligus memiliki aktor kuat dibelakangnya yakni Akmal Ibrahim. Bukan hanya itu, ada gelombang besar lainya yang harus dilawannya, yaitu kekuatan basis Partai Aceh yang juga kuat.

Di sinilah, kelihaian strategi Safaruddin teruji. Dirinya mampu meraih orang nomor satu di Abdya. Jika ditelisik jejak digital, terungkap rahasia kemampuannya mengajak Muzakir Manaf ikut memberikan dukungan kepadanya, juga kehebatannya dalam menjaga konsentrasi mengawal basis, menarik dukungan elit Jakarta, mengelola sosialisasi media dan sosmed, termasuk lakonnya dalam memainkan propaganda politik. 

Itu semua menunjukkan bahwa Safaruddin mampu menerapkan keilmuannya dalam praktek nyata secara politik praktis. Dirinya menjelma menjadi petarung yang sudah teruji di parlemen dan sekarang semakin diakui eksistensinya karena berhasil meraih kemenangan di eksekutif sebagai bupati Abdya hasil Pillada 2024.

Terungkap sudah. Jika dicermati lebih jauh, tipikal pribadi Safaruddin ternyata sosok arsitek politik yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri maju ke arena Pilkada 2024, sebagai berikut: 

Latar Pendidikan yang Kuat

Safaruddin memiliki gelar S1 dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan S2 dari Universitas Sumatera Utara (USU), serta gelar

doktoral (Dr.). Hal ini memberikan fondasi pengetahuan yang kuat dalam bidang ilmu sosial dan politik.

Pengalaman Kerja yang Luas: 

Safaruddin memiliki pengalaman kerja yang beragam. Bekal ini memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika politik dan pemerintahan di tingkat nasional.

Kepemimpinan dan Keterlibatan Organisasi: 

Safaruddin aktif dalam berbagai organisasi, seperti menjadi Ketua PBSI Provinsi Aceh, Ketua Ikatan Alumni USU, serta memiliki posisi kepemimpinan di Partai Gerindra, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Hal ini menunjukkan kemampuan kepemimpinan, jejaring, dan keterlibatan di tingkat regional.

Kemampuan Komunikatif dan Berjejaring: 

Safaruddin terbukti sosok yang komunikatif, terbukti mampu diterima dari kalangan elit/petinggi DPP Gerindra. Dirinya juga cakap menjalin ikatan jejaring organisasi masyarakat sipil di wilayah pantai barat selatan.

Chemistry Politik dengan Mualem:

Kesediaan Mualem untuk memberi signal dukungan kepadanya menunjukkan bahwa Safaruddin dan Mualem sudah terjalin chemistry emosional yang kuat sehingga dalam keadaan apapun keduanya saling memberi dukungan.

Bersih dari masalah hukum: 

Sejauh ini Safaruddin tidak memiliki status hukum yang bermasalah, yang menjadi senjata bagi lawan untuk menjatuhkannya. 

Representasi generasi muda: 

Safaruddin juga sosok yang sukses menjalin hubungan sekaligus menarik dukungan dari pemilih milenial dan Gen Z lewat kegiatan-kegiatan yang didukungnya selama menjadi anggota DPR Aceh. 

Dengan begitu, bagi masyarakat Abdya, ada harapan besar untuk menjemput era baru yang lebih baik bersama Safaruddin sebagai Bupati Abdya periode 2025 - 2030. 

Berikut sejumlah faktor pendukungnya:

Pertama, kombinasi dengan Muzakir Manaf: Bisa menjadi penyeimbang dan pelengkap dari segi usia dan latar belakang.

Kedua, Jaringan alumni dan organisasi: Dapat dimanfaatkan untuk memperluas basis dukungan.

Ketiga, Latar belakang akademis: Bisa membawa pendekatan yang lebih ilmiah dalam pemerintahan. 

Selamat bertugas Bupati Abdya!! [ar]