Yanma Aditya Pria Asal Pidie Punya Segudang Prestasi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Mahasiswa Ilmu Hukum Internasional USK, Yanma Aditya Pratama. [IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Berkat dorongan serta support yang luar biasa dari orangtua, membuat sosok ini menjadi aktif, giat mengikuti berbagai kegiatan. Sejak ia sudah ditanamkan sifat disiplin, tanggung jawab dan diberi kebebasan untuk mengeksplor diri.
Begitulah yang disampaikan oleh Yanma Aditya Pratama saat bincang-bicang dengan Dialeksis.com, Minggu (12/9/2021).
Yanma Aditya Pratama merupakan sosok anak muda yang begitu aktif mengikuti berbagai kegiatan positif untuk mengembangkan kemampuannya.
Masa pandemi bukanlah suatu hambatan untuknya bergerak, Yanma tetap aktif di event perlombaan hukum, course hukum, dan juga organisasi. Saat ini, ia juga sedang mengikuti lomba debat bidang hukum dan konstitusi Universitas Pattimura dan Universitas Brawijaya, lomba kepenulisan artikel hukum di UIN Walisongo dan mengikuti drafting MPR-RI.
Selain itu, Yanma juga mengikuti extension class (kelas kepenulisan dan skill hukum), course hukum bisnis (arbitrase class) dan mempersiapkan mengikuti kompetisi inovasi bisnis hultprize serta juga persiapan untuk Pekan Olahraga Aceh (PORA) untuk cabang Taekwondo.
Pria kelahiran Medan, 29 April 2002 itu sedang menduduki di semester 3 Ilmu Hukum Internasional di Universitas Syiah Kuala.
Dalam catatan dirangkum Dialeksis ternyata sangat banyak kejuaraan di berbagai bidang ilmu, mulai dari prestasi bidang akademik hingga pengembangan skill-skill yang didapatkan Yanma, antara lain; Juara I Lomba Cerdas Cermat Umum tingkat Kabupaten Pidie (2016), Juara I Lomba Duta Literasi Kabupaten Pidie (2018), Juara I Lomba Sinopsis/Bercerita (2018), Juara I Peminjam Terbanyak dan Pengunjung Terajin (2018), Juara II Debat Pendidikan (2018), Juara I Baca dan Cipta Puisi (2018), Juara II Inovasi Ramah Lingkungan se Aceh (2018), Juara I Membaca Manuskrip se Aceh (2018).
Juara I Debat Pendidikan Bahasa Indonesia (2018), Juara II Cerdas Cermat Sirah Nabawiyah (2019), Juara I Puisi Bahasa Arab Kab Pidie (2019), Juara I Baca dan Peminjam Buku terbanyak di perpustakaan Pidie (2019), Juara I Lomba Sinopsis Rakyat (2019), Juara I Debat Pendidikan Festival Kreativitas (2019), Juara I Industrial science art and talent VII (2019).
Tak hanya sebatas itu, Yanma juga pernah menjadi Delegates of youth changemaker volunteering 2019, Malaysia. Juara II Debat konstitusi internal (2020), 8 Besar Debat Arif International Lawyer (2021) dan sekarang ia juga menjadi ambassador Hult prize Universitas Syiah kuala.
Adapun yang membuat pria asal Pidie itu semangat untuk mengikuti berbagai perlombaan yaitu karena ia menganggap kesempatan itu tidak akan datang dua kali.
"Ini merupakan hal yang selalu saya tekankan dalam kehidupan sehari-hari, kesempatan hanya datang sekali, sehingga ketika ada suatu ada kegiatan, saya lebih bergairah mengikuti kegiatan tersebut, karena saya tahu bahwasannya kalau saya tidak ambil kesempatan tersebut, maka hal itu akan hilang dan hal ini terus saya terapkan sehingga lama-lama membentuk jiwa yang kompetitiv," jelasnya.
Selain itu, juga karena faktor lingkungan, faktor lingkungan merupakan hal yang sangat penting karena lingkungan akan menciptakan suatu suasana yang baik jika berteman dengan orang yang baik, begitu juga dengan lingkungan yang kompetitif, hal ini juga akan berdampak kepada diri sendiri yang terlibat dalam lingkungan tersebut, sehingga membuatnya lebih semangat dalam mengikuti suatu kegiatan.
Perjalanan hidup Yanma tentu tidak mulus-mulus saja, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga SMP ia merupakan korban bullying, walaupun memang perundungan ringan, tapi cukup memberikan pengaruh besar terhadap hidupnya.
"Namun, saya patang menyerah, saya mulai tekankan dan merasa saya perlu memperlihatkan bahwa saya hebat, saya bukan orang sembarangan, sehingga mereka takut dengan saya, sejak kelas 2 SMP, saya sangat giat belajar hingga saat ini. Karena saya yakin tekanan akan membuat seseorang lebih kuat, dengan terus mengimprove diri, tentunya seseorang tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dengan teman lainnya," ceritanya dengan penuh kenangan.
Sehingga sampai saat ini ia merasa bersyukur dengan mereka merendahkannya, secara tidak langsung mereka membuat ia lebih kuat, dari pengaruh bullying ini juga membuat hidup Yanma berubah.
Menurutnya, anak muda Aceh saat ini terpengaruh oleh teknologi dan globalisasi, seharusnya dengan kemudahan taknologi anak muda dapat mengimprove dirinya secara mendunia, namun kenyataannya anak muda saat ini sudah terpengaruh dengan games dan lainnya.
"Hal ini tidak terlepas dari faktor orang tua yang mana mencari alternatif agar tidak repot mengurus anaknya dengan membelikan HP atau sejenisnya, yang mana si anak mencari kesenangan dengan hp itu sendiri, sehingga minat belajar mereka menurun dan berbicara mengenai kreativitas, sebenarnya anak Aceh memiliki kreativitas yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil kerajinan tangan, sanggar seni, organisasi lainnya yang memberikan implikasi kepada budaya agar lebih dikenal," jelasnya.
Namun, lanjutnya yang menjadi permasalahannya adalah anak muda di Aceh kurang akan ketersediaan mentor, ataupun orang yang dapat mengakomodir kreativitas mereka, sehingga kemampuan mereka tidak dapat dikenal secara luas.
Terakhir, Yanma juga berharap agar anak muda Aceh terus berkembang, memiliki keinginan yang besar dalam pendidikan dan terus berkontribusi untuk Aceh.
Ingat, orang hebat tidak santai dalam hidupnya, dia terus berusaha untuk menjadi yang terbaik.