Sabtu, 19 April 2025
Beranda / Tajuk / Hati-Hati Mualem !

Hati-Hati Mualem !

Jum`at, 18 April 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Ketua Umum DPP Partai Aceh, Muzakir Manaf. Foto: doc Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Tajuk - Partai Aceh sebagai partai pemenang, harusnya sedang tenang mengurusi agenda rakyat. Namun, kekuatan Partai Aceh di eksekutif dan legislatif justru sibuk dengan keputusan kontroversial. 

Sejarah itu terjadi justru ketika Mualem ditemani oleh sosok yang dikenal luas dengan panggilan ketua. 

Catatan Dialeksis.com, berdasarkan alur perjalanan sejarah, baru dua hari menjabat sebagai Plt Sekjen, pada 5 Maret 2025, lahir surat keputusan yang berujung pemberhentian kader pemilik suara terbanyak di Dapil 5 Aceh Utara dan Lhokseumawe

Kemudian pada 17 Maret 2025, lahir pula surat perintah baru yang berujung pergantian Alhudri sebagai Plt Sekda Aceh. Penggantinya adalah M Nasir. Sebelumnya, Sang Ketua dengan bombastis menuding surat perintah untuk Alhudri adalah permainan. 

Pada 7 April 2025, merebak kabar tiga kader dipecat yang berujung lolosnya Bunda Salma ke DPRA. Rasanya, tidak mungkin itu adalah kehendak Mualem semata, dan sangat mungkin juga bukan maunya si Bunda. 

Tetapi sangat mungkin itu “bisikan” yang akhirnya setiap orang menyorot Mualem yang memilih memecat kader demi mengantar Bunda ke gedung DPRA

Anehnya, ketika Mualem menunjuk Aiyub Abbas sebagai Sekjen berdasarkan rekomendasi Wali Nanggroe serta sudah ditetapkan secara kebijakan pimpinan yang diikuti musyawarah, justru muncul gerakan yang kembali membuat mata publik tertuju kepada Mualem, dengan pandangan merendahkan, bahkan melakukan pengkondisian dan tidak tunduk putusan ketua partai. 

Seakan Mualem tidak mampu memenej partai dengan baik. Padahal, status Plt Sekjen yang diberikan kepadanya semata sebagai perpanjangan agar proses pengajuan permohonan perubahan kepengurusan partai politik mendapatkan pengesahannya. 

Jika begini caranya, tidak berlebihan jika publik menaruh curiga kepada Ketua. Mengapa begitu ngotot? Adakah sikap ngotot itu ada kaitannya dengan kasak kusuk di dalam DPRA tentang Pokir yang tidak merata kepada semua wakil rakyat alias menumpuk pada beberapa orang saja? 

Atau, jangan - jangan dugaan lama ada benarnya saat Ketua dicurigai bermain dua kaki saat Pilkada? Dan, sekarang dengan kemampuan yang ketua miliki, dapat memainkan kepolosan.

Dengan gagang rencong sudah dikepalan tangan, dengan mudahnya untuk menentukan siapa yang Ketua mau sebagai sekutu, baik itu di DPRA maupun di Pemerintah? 

Memang gagang rencong di tangan ketua, namun ingat ketua sepandai - pandainya tupai melompat sesekali akan jatuh juga. Untuk itu hati - hati ketua.

Hati-hati Mualem!

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar