DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Tim akademisi Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar workshop peningkatan keterampilan pengoperasian alat penangkapan ikan ramah lingkungan BuDarJan (Bubu Dasar Jaring) bagi nelayan tradisional Desa Binaan Ujong Drien, Kabupaten Aceh Barat. Kegiatan ini berlangsung di perairan Aceh Barat pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Workshop tersebut bertujuan mendorong kemandirian nelayan melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan alat tangkap yang lebih berkelanjutan. Peserta kegiatan berasal dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sepakat dan KUB Jaya Bersama, masing-masing beranggotakan 20 nelayan.
Kegiatan ini didampingi langsung oleh tim akademisi UTU yang terdiri atas Afdhal Fuadi, S.Pi., M.Si., Dr. Muhammad Rizal, S.Pi., M.Si., Rusdi, S.H.I., M.M., Ilham Fjari, M.Si., serta mahasiswa yang mengikuti program magang pengabdian dosen.
Dalam workshop tersebut, nelayan mendapatkan pelatihan lengkap mengenai metode pengoperasian BuDarJan, mulai dari persiapan melaut, penurunan bubu (setting), perendaman bubu (immersion), hingga penarikan bubu (hauling). BuDarJan merupakan alat tangkap pasif yang diletakkan di dasar perairan dengan lama perendaman antara tiga hingga lima hari untuk menjebak ikan masuk ke dalam bubu.
Ketua pelaksana kegiatan, Afdhal Fuadi, menjelaskan bahwa pelatihan ini menekankan pada pertukaran pengalaman antara nelayan dan akademisi. Menurutnya, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian bubu, di antaranya pemasangan atraktor berupa daun pinang, daun kelapa, dan daun paku laut di sisi kiri, kanan, dan bagian atas bubu guna mempercepat kedatangan ikan.
“Selain itu, pengambilan titik koordinat lokasi peletakan bubu sangat penting agar bubu mudah diangkat kembali. Perawatan bubu juga harus dilakukan setiap kali hauling supaya alat tangkap ini lebih tahan lama,” ujar Afdhal.
Program pengabdian kepada masyarakat ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Tahun 2025 melalui skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah dengan fokus Pemberdayaan Desa Binaan.