Hari ke- 2 SIMBA UTU, Pemateri Prodi Ilmu Komunikasi Ajak Maba Membumikan Etika dan Kepemimpinan
Font: Ukuran: - +
[Foto: For Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Pelaksanaan hari kedua, ajang Silaturahmi Mahasiswa Baru (SIMBA), dilakukan sepenuhnya oleh Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Teuku Umar (UTU), Meulaboh. di Lantai 4 Gedung Integratif Kampus UTU Meulaboh, Jumat, 19/9/2022.
Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Sabtu (20/8/2022), Kegiatan yang akan berlangsung sejak tanggal 18 s.d 20 nanti, sehari sebelumnya, seluruh peserta SIMBA berjumlah 1.970 disambut di depan Gerbang Pintu UTU yang memiliki nilai-nilai arsitektur, oleh Rektor UTU Dr Ishak Hasan, M. Si. Selanjutnya pada sore harinya diserahkan kepada masing-masing Fakultas, diantaranya diterima oleh Dekan FISIP UTU, Basri, SH., MH.
Menurut sekretaris prodi, Al Zuhri, M. Lit, pelaksanaan samba hari ke- 2, sejak Jumat pagi hari dan berakhirnya pada sore hari, peserta SIMBA yang berjumlah 123 mahasiswa/I, diikuti penuh antusias dan berpartisipasi aktif. Ada tanya jawab, kegiatan yang sifatnya hiburan dan dikemas dalam ice breaking, ada perkenalan para dosen pengampu mata kuliah, juga adanya penyampaian materi oleh para dosen.
Yaitu Pengenalan Prodi dan Kurikulum oleh Ka Prodi dan Sekretaris Prodi, materi Etika dan Kepemimpinan oleh Said Fadhlain S. IP., M.A, bersama Iwan Doa Sampena, MPS, Sp, materi Pengenalan Laboratorium Komunikasi, oleh Fiyandi Mauliyansyah, M.A dan Saiful Amri, M.A, Pengenalan Program Kreativitas mahasiswa (PKM), oleh Desi Maulida, M.A dan Asmaul Husna, M.A, untuk materi Motivasi dan Pengembangan Diri oleh Reni Juliani, M. I. Kom dan Drs Muzakkir M.A, serta materi Pengenalan Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) oleh Ketua Himakom, M Yusuf.
Dalam sambutannya, Ka Prodi Ilmu Komunikasi, Anhar Fajri, M. Lit, “Ini merupakan ajang kolaborasi dan sinergi Ketua Prodi, Sekretaris Prodi, Senat Prodi, para Dosen, serta adik-adik mahasiswa/I yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa/I Komunikasi (HIMAKOM).
Dan ini Juga bentuk apresiasi dan solidaritas Prodi atas kedatangan putra/putri terbaik dari penjuru tanah air, khususnya SIMBA tahun ini ada peserta dari belahan timur yaitu Papua. Selanjutnya, pengenalan lebih dekat, berkaitan soft skill dan hard skill, juga ajang pengenalan dan penguatan organisasi mahasiswa/I Ilmu Komunikasi (HIMAKOM).
Momentum ini, tentunya tidak berhenti pada aspek rutinitas kuantitas saja, tetapi dibarengi pula dari segi kualitas output dan outcome para mahasiswa/I baru yang kelak mengikuti jejak senior serta para alumni, yang tentunya harus telah siap bertarung dan beradaptasi untuk menghadapi persaingan didunia pekerjaan.
Pada session materi Etika Kepemimpinan, Said Fadhlain, S. IP., MA, mengajak adik-adik mahasiswa baru untuk merenung sejenak, tentang makna penobatan diri sebagai mahasiswa yang diidentifikasi sebagai kaum terpelajar. Label mahasiswa merupakan tahapan pendidikan tinggi ditempuh sejak PAUD, TK, SD/Madrasah Ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah, hingga SMA.SMK/Madrasah Aliyah. Keberhasilan ini tidak saja berurut pada jumlah kuantitas diri yang telah dimiliki, yaitu berbagai lembaran ijazah sebagai bukti diri kaum terpelajar. Ada value added yang justru harus dimiliki, berupa kualitas pengembangan penguatan diri yaitu etika dan kepemimpinan.
Dua kata, seolah kata yang sangat familiar untuk diucapkan, sebaliknya terasa sangat sulit untuk diwujudkan. Etika adalah suatu disiplin ilmu yang berperan sebagai acuan atau pedoman untuk mengontrol tingkah laku atau perilaku manusia. Etika adalah ilmu tentang baik dan buruknya perilaku, hak dan kewajiban moral; sekumpulan azas atau nilai-nilai yang berkaitan dengan akhlak; nilai mengenai benar atau salahnya perbuatan atau perilaku yang dianut masyarakat Artinya, etika adalah guiden sekaligus self control setiap insan yang memiliki akal pikiran ataupun akal budi, dan selalu berinteraksi dengan sesama insan lainnya sebagai sesama makhluk hidup ciptaan Allah S.w.t Orang yang memiliki etika adalah sanggup memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai manusia, untuk diri dan lingkungannya, serta kepada Ilahi Rabbi.
Etika merupakan dasar dari pembentukan karakter mahasiswa yang memiliki karakter dan etika yang baik. Mahasiswa kelak menjadi, dosen, pemimpin keluargam pemimpin masyarakat maupun profesional dibidangnya.
Untuk itu, insan akademis yang menempatkan dirinya sebagai mahasiswa baru, harus mampu menerapkan etika dengan baik dalam bersikap dan berperilaku, serta berkomunikasi. Saat perkuliahan nanti, adik-adik juga akan diperkenalkan mata kuliah etika dan filsafat Komunikasi. Secara sederhana, aristoteles mengemukakan trilogy retorikanya, yaitu ethos, pathios serta logos. Kalau ingin dihormati, hormatilah dulu orang lain.
Jika ingin didengarkan apa yang kita bicarakan, dengarkanlah baik-naik, serta pikirkanlah baik-baik apa yang disampaikan lawan bicara. Seorang yang terdidik dalam lingkungan etika filsafat komunikasi, memiliki ungkapan yang sangat berharga yaitu dalam berkomunikasi senantiasa mengedepankan memenangkan hati lawan bicaranya, dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun.
Sejatinya, etika mahasiswa merupakan kelangsungan atau sustainable apa yang telah diperoleh di lingkungan pendidikan sejak dini hingga menyelesaikan tahapan pendidikan sekolah menengah, bahkan apa yang telah dimiliki sejak usia balita, anak-anak, remaja hingga dewasa kelak.
Artinya etika sebagai nilai-nilai moralitas, bersenyawa dengan nilai-nilai yang didapat dibangku sekolah hingga perguruan tinggi. Salah satu pilar terpenting adalah tumbuhnya sumber daya manusia yang tidak saja memiliki hard skill, tetapi juga soft skill untuk terwujudnya generasi peradaban gemilang suatu masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai insan akademis, adik-adik nantinya selain memiliki tanggung jawab ilmiah, seperti berfikir berlandaskan kebenaran, rasional, objektif dan kritis serta apa yang terdapat dalam panduan etika akademik kampus UTU.
Jika dikaitkan dengan kondisi era teknologi informasi ataupun digital, atau era Post Truth, yang memiliki dampak distrupsi, berupa Hoax, Hate Speech, Bad News, Fake News, serta Buzzer di kalangan Post Truth Society. Ada Pula tanggung jawab sosial yang dipikul bersama oleh insan Prodi Ilmu Komunikasi, tentang pentingnya tidak saja dalam mengakses berbagai media sosial, tetapi turut serta memberikan pencerahan literasi, yaitu smart menggunakan media sosial.Kondisi lainnya, seolah ada fenomena krisis kepemimpinan, ataukah krisis etika, bahkan kedua-duanya. Jawaban ini tentu adik-adik, ataupun bang said selaku pemateri, yang tidak bisa menjawab secara parsial. Jawabannya haruslah secara komprehensif.
Dimulai pada diri masing-masing, keluarga masing-masing, dan juga diperkuat di lingkungan kampus sebagai masyarakat ilmiah. Etika bukanlah hafalan, himbauan semata, tetapi merupakan smart emotional intelligence, tentang bersikap dan bertingkah laku, berkomunikasi, memberikan keteladanan yang baik, dimulai dari diri sendiri, pada akhirnya terkonvergensi yaitu bersama-sama meneladani satu sama lainnya.
Saat mengakhiri, pemateri mengajak adik-adik mahasiswa mengikuti slogan, siapa kita, aneuk komunikasi, untuk apa kita, mewarnai kanvas peradaban gemilang, apa yel-yel kita, komunikasi jaya, jaya, jaya, huraa.Salam komunikasi..Salam Literasi..Salam perjuangan, Pungkas, said Fadhlain, S. IP., M.A yang juga dosen pengampu Etika dan Filsafat Komunikasi. []