Merombak Total Format Semangat ala Prof Jasman
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Prof Jasman J Ma'ruf Sabtu, 17 Februari 2018 menyebut Perguruan Tinggi harus melakukan terobosan secara signifikan dan bersifat komprehensif dikarenakan sekarang sudah memasuki era Revolusi Industri 4,0 di mana perkembangan teknologi informatika, internet dan Bio-technology yang begitu pesat.
Sehingga katanya ilmu pengetahuan cepat sekali usang atau kalah cepat dibandingkan perubahan lingkungan, karena itu, "harus jadikan mahasiswa menjadi manusia pembelajar, kreatif, inovatif dan memiliki spirit entrepeurnership yang tinggi." sebut Prof Jasman.
Salah satu solusinya pada tataran operasional yang bersifat implimentatif adalah PT (Perguruan Tinggi) harus merombak total format semangat, metode proses pembelajaran dan manajemen PT, setidaknya reinventing atau rethinking tentang komposisi metode ajar dan latih, misalnya dalam hal metode pengajaran (ajar) ke metode pelatihan (latih).
"Jangan penjarakan mahasiswa kita dengan ilmu yang kaku dan cepat sekali usang. Begitu mahasiswa tsb jadi Sarjana ternyata ilmu yang diperoleh di PT tidak padu lagi dengan lingkungan yang cepat sekali berubah. Berubah atau mati." ujarnya.
Karena itu IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang berbasis hasil ajar sudah waktunya dipikir ulang, yaitu diganti dengan menggunakan metode alternatif lain dalam pemberian nilai, yaitu penilaian yang berbasis kepada karya hasil kreativitas mahasiswa yang indeksnya kita beri nama IKK (Indeks Kreativitas Kumulatif), yaitu dengan cara mendorong, membimbing, mewajibkan dan memperbanyak kuantitas mahasiswa mengikuti berbagai kompetisi.
Setiap kompetisi yang diikuti mahasiswa harus diberikan apresiasi dengan nilai tertentu. Sehingga diharapkan porsi IKK harus lebih besar atau lebih penting dari pada IPK untuk lulusan PT. Apalagi standar pemberian nilai IPK selama Ini cenderung berbeda antar PT. Bagi Perguruan Tinggi, bagaimana pun dengan cara melatih mahasiswa melalui berbagai kompetisi, misalnya kompetisi desain e-store, Inovasi produk berbasis agro and marina, robotik, bussiness plan dan lain-lain produk atau proses inovasi masa depan akan menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang sangat visioner dan memiliki spirit entrepreuneurship yang tinggi.
Itu sebabnya kata Prof Jasman, Universitas Teuku Umar secara rutin setiap tahunnya melaksanakan kompetisi semacam ini, "yang kita beri nama UTU Awards." sebutnya.
Pada tahun 2017 Kata Prof Jasman, UTU Awards diikuti oleh hampir 500 tim mahasiswa dari 62 perguruan tinggi, 42 PT diantaranya adalah PT Negeri yang secara rutin setiap tahunnya dilaksanakan.
Dalam dua tahun terakhir ini (2016 dan 2017), juara umum UTU Awards diraih Universitas Brawijawa. Untuk menjaga kredibilitas proses penjurian dan pengakuan mahasiswa, dari 12 juri, hanya satu dari UTU, sisanya dari PT papan atas yang antara lain semisal ITB, UI, UGM, BPPT, IPB dan USK.
Pengakuan dari peserta, terutama mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa mengakui, bahwa UTU Awards adalah kompetisi yang bergengsi. Tahun 2018, UTU kembali melaksanakan kompetisi ini, yaitu UTU Awards ke-4.(j)