Ahli Gizi Sebut Anemia pada Ibu Menyusui Pengaruhi Kualitas ASI
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh, Dr. Aripin Ahmad. [Foto: For Dialeksis]
Aripin mengatakan, Ibu yang anemia tetap harus memberikan ASI secara ekslusif kepada sang buah hati. Hal yang perlu diperbaiki adalah mengatur pola makan sehari-hari supaya bisa memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.
“Namun, tetap ada pengaruh terhadap komposisi ASI yang dihasilkan penderita anemia, seperti kandungan zat besi rendah dibandingkan dengan normal, oleh karena itu bisa ditutupi dengan konsumsi makanan cukup,” terangnya.
Kata dia, risikonya nanti transfer ASI kepada bayi lebih rendah dan nantinya berisiko pemenuhan kebutuhan terhadap gizi anak.
Ia menjelaskan kembali, usia 6 bulan hingga 3 tahun adalah masa kritis terjadinya anemia karena kebutuhan zat besi dan gizi lainnya meningkat karena terbentuknya saraf-saraf otak yang lebih banyak sehingga memerlukan zat besi sebagai salah satu pembentukan sel saraf.
“Masa menyusui adalah masa kritis yang berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan bayi, karena salah satu sumber gizi yang paling utama bagi anak adalah ASI,” imbuhnya.
Menurutnya, pemberian ASI di 6 bulan pertama itu harus 100 persen karena kebutuhan gizi anak harus terpenuhi dari ASI. [ADV]