Belum Ada yang Meninggal, Afrika Selatan Buru-buru Lockdown
Font: Ukuran: - +
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. [Foto: Rodger Bosch/Reuters]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Melonjaknya angka kasus virus Corona (COVID-19) di Afrika Selatan mendorong Presiden Cyril Ramphosa untuk menerapkan lockdown. Ramaphosa berkata, lockdown itu akan diterapkan pada hari Kamis malam pekan ini.
"Presiden Cyril Rampahosa menerapkan lockdown selama 21 hari yang akan berlaku per Kamis tengah malam," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa malam (24/3/2020).
Hingga berita ini ditulis, Afrika Selatan adalah negara sub-sahara paling terdampak virus Corona. Mengacu pada data dari Reuters, jumlah kasus virus Corona di sana naik dari 402 pada hari Senin kemarin menjadi 554 pada hari ini. Adapun di Afrika Selatan, sejauh ini, tidak ada korban meninggal.
Adapun lockdown dilakukan, kata Ramaphosa, karena dirinya khawatir pertumbuhan kasus virus Corona akan makin cepat di Afrika Selatan. Di sisi lain, dirinya belum yakin sistem kesehatan Afrika Selatan siap menghadapinya.
Selama lockdown berlaku, kata Ramaphosa, militer akan diterjunkan ke jalanan untuk mengawasi pergerakan masyarakat. Ia ingin masyarakat bekerja dari rumah dan tidak berkeliaran. Selain itu, usaha-usaha non esensial akan diberhentikan operasinya serta turis dari negara terdampak akan dikarantina.
Secara terpisah, Menteri Kesehatan Zweli Mkhize menjelaskan bahwa pemerintah ingin mengambil tindakan cepat sebelum terlambat. Mumpung belum ada korban jiwa, kata ia, ini waktu yang tepat untuk melakukan pengendalian agar penyebaran virus Corona bisa ditekan.
"Jangan kaget misalkan nanti angka kasus virus Corona bertambah lagi. Namun, dengan strategi (lockdown) ini, kami yakin bisa menekan pertumbuhan kasus virus Corona," ujar Mkhize. (Tempo)